Tuesday, November 21, 2017

MENOLAK MATI

KAJIAN AL QUR’AN
MENOLAK MATI
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin, 20 November 2017
QS 2 : 243; Kisah tentang orang-orang yang keluar meninggalkan kampung halamannya karena takut mati. Ini terjadi pada masa sebelum Nabi, dan Muhammad diperintahkan untuk memperhatikan fenomena ini. Kisah ini berasal dari kitab, tidak perlu diperdebatkan tempat kampung/wilayah itu berada, karena tidak bermanfaat. Penyebab orang-orang itu takut mati: 1. Menurut Ibnu Katsir adalah karena adanya wabah. 2. Menurut ahli tafsir lainnya, karena kampung itu mau diserang oleh pasukan raja yang kuat.
Mengenai tafsir tentang “mati”: 1. Ibnu Katsir, mati yang sebenar-benarnya mati raga. 2. Ahli tafsir lainnya, mati ditafsirkan sebagai mati semangatnya, nyalinya.
QS 2 : 259; Ini kisah Qimar di satu negeri, di mana dia dimatikan lalu 100 tahun kemudian Allah menghidupkannya kembali. Ini bukti kekuasaan Allah yang bisa menghidupkan sesuatu yang sudah mati. Buah-buahan dan makanan tetap segar selama 100 tahun. Keledai yang tinggal tulang belulang disatukan lagi tulang belulangnya kemudian dibalutkan dagingnya dan hidup kembali. Tidak ada sulitnya Allah mematikan dan menghidupkan kembali sesuatu
QS 3 : 166-168; Orang munafik ketika diajak untuk berperang (pada perang Uhud) mereka menolak. Mereka berkata: “Kalau kamu mendengar nasihat kami, maka kamu tidak akan mati dalam peperangan”
QS 3 : 169; Orang yang gugur berjihad di jalan Allah tidak mati tetapi tetap hidup
QS 4 -77-78; Orang munafik menolak berperang karena takut dibunuh oleh musuh. Dilarang memulai suatu peperangan, dan hanya boleh berperang bila diserang terlebih dahulu.  Kematian pasti akan datang menemui kita, walaupun bersembunyi di manapun, di benteng yang tinggi dan kokoh tetap akan ditemui oleh kematian.
QS 62 : 8; Kematian itu pasti akan datang walau mencoba untuk menghindar, agar ruh setiap manusia dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung-jawaban atas perbuatannya.
QS 21: 34-35; Tiada seorang manusiapun yang hidup kekal di dunia, dan pasti akan mati setelah diuji dengan keburukan dan kebaikan selama hidup di dunia.
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Menolak Mati.
“Apakah kamu tidak memperhatkan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka Allah berfirman: kepada mereka: “matilah kamu” 154), kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” ~ QS (2) Al Baqarah : 243 ~

154) Sebahagian ahli tafsir (seperti Al-Thabari dan Ibnu Katsir) mengartikan mati di sini dengan mati yang sebenarnya, sedangkan sebahagian ahli tafsir yang lain mengartikannya dengan mati semangat
-----------------------------------------------------------------------------------
“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?”. Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab: “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah, dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”~ QS (2) Al Baqarah : 259 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
[77] “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yng dikatakan kepada mereka 317): “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun” 318).
[78] Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan 319), mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)” Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan 320) sedikitpun?”  ~ QS (4) An Nisaa’ : 77-78 ~

317) Orang-orang yang menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah berperang.
318) Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
319) Kemenangan dalam peperangan atau rejeki.
320) Pelajaran dan nasihat-nasihat yang diberikan
-----------------------------------------------------------------------------------
[166] Dan apa yang menimpa kamu pada hri bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman
[167] dan upaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu” 247). Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
[168] Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut berperang: “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh”. Katakanlah: “Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” ~ QS (3) Ali Imran : 166-168 ~

247) Ucapan ini ditujukan kepada Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai ejekan, karena mereka memandang Nabi tidak tahu taktik berperang sebab beliau melakukan peperangan ketika jumlah kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat digunakan untuk mengelakkan cercaan yang ditujukan kaepada diri orang-orang munafik sendiri.
-----------------------------------------------------------------------------------
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup 248) di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” ~ QS (3) Ali Imran : 169 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ~ QS (62) Al Jumu’ah : 8 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
“[34] Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
[35] Tiap-tiap yang berjiwa akan  merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” ~ QS (21) Al Anbiyaa’ : 34-35 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Senin, 20 November 2017

No comments:

Post a Comment