Thursday, August 31, 2017

INSPIRASI IDUL ADHA

Inspirasi Idul Adha
Allahu Akbar....Allahu Akbar....Allahu Akbar
Hari Raya Idul Adha 10 Dhulhijjah 1438 H memiliki makna sangat mendalam tentang sosok ketauladanan yang diajarkan Siti Hajar, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Sa'i – Berlari-lari kecil yang dilakukan Siti Hajar- ibunda Nabi Ismail saat mencari sumber air untuk memberi minum ketika beliau tidak bisa memberi air susu kepada putranya Nabi Ismail adalah  sarat dengan makna perjuangan, cinta kasih, tidak pernah menyerah dan kebaikan. Bahwa perjuangan dan kebaikan yang kita tanam balasannya sangat  PASTI dari Allah.
Persoalannya adalah soal proses, bentuk balasan dan waktu saja. Bahwa kebaikan yang kita tabur tidak  harus diganti/dibalas di tempat kita memberi kebaikan. Juga tidak harus dibalas oleh orang yang pernah kita tolong (Siti Hajar menemukan sumber air bukan di  lintasan 7x Sa'i antara bukit  Safa - Marwa tersebut)
Bisa jadi dibalas oleh orang lain atau dalam bentuk lain atau ditunda di lain waktu.
Kalaupun tidak semua...maka sebagai orang beriman kita yakin Allah akan membalasnya dengan perhitungan dan balasan pahala di akhirat kelak.
MAKA SETIAP KALI MEMBERI KEBAIKAN... LUPAKAN DAN YAKINLAH BAHWA BALASANNYA PASTI DARI ALLAH.
Jangan pernah berharap (mendapat)  balasan dari sesama  manusia. Jika tidak..... maka siap-siaplah untuk  kecewa. Mari hanya berharap kepada Sang Maha Kuasa Yang Tiada Batas - Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai unlimited hopes agar tidak pernah ada kata kecewa pada akhirnya
Pengorbanan Nabi Ibrahim untuk rela menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail AS  adalah manifestasi dari Kepatuhan Tanpa Syarat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala sampai-sampai seluruh malaikat tertegun dan takjub. Kepatuhan seperti itu hanya terjadi dan dilakukan oleh para malaikat yang memang diciptakan tanpa akal sehingga hanya kata setia dan patuh (tanpa berfikir dan berlogika) untuk menjalankan semua perintah Alah.
Ibrahim dan Ismail diciptakan bukan dari bangsa malaikat melainkan dari bangsa manusia yang diberi akal untuk berfikir dan berlogika......namun keduanya memiliki kadar kepatuhan dan ketaatan seperti malaikat... patuh dan taat sekalipun harus mengorbankan (menyembelih) Nabi Ismail anak terkasih Nabi Ibrahim AS.
Ya Allah ampuni kami yang seringkali belum sepenuhnya  memiliki Kepatuhan Tanpa Syarat terutama dalam menjalankan firman-firmanMu Al Qur'an  yang dijamin kebenarannya hingga akhir jaman
Mari jadikan Idul Adha sebagai momen pembentukan karakter mulia berupa Peduli (Care) terhadap (nasib) sesama terutama mereka yang masih belum beruntung (miskin/susah)  disertai semangat Rela Berkorban (membantu) untuk sesama dan ummat lain yang membutuhkan (mementingkan umum daripada kepentingan sendiri.
Mohon maaf lahir bathin. Tulisan ini ditujukan sebagai sarana belajar diri saya sendiri dan semoga bermakna untuk sahabat-sahabat pejuang yang berkesempatan membaca

Salam Idul Qurban - Dari Mesjid Istiqlal Jakarta, 10 Dhulhijjah 1438 H

Wednesday, August 30, 2017

HUKUM MEMBUNUH DAN DIBUNUH

KAJIAN AL QUR’AN
HUKUM MEMBUNUH DAN DIBUNUH
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Selasa,  29 Agustus  2017
QS 5 : 30-32; Pembunuh adalah orang yang merugi (Qabil). Membunuh 1 orang = membunuh semua manusia. Hukum ini bukan hanya berlaku untuk Bani Israil, tapi berlaku untuk semua manusia.
QS 4 : 92; Hukum membunuh orang dengan tidak sengaja (seperti menabrak orang yang kemudian meninggal, atau menembak burung tapi kena orang hingga meninggal)
QS 4 : 93; Hukum membunuh orang beriman dengan sengaja; pembunuh ditempatkan di neraka oleh Allah, dia kekal di dalamnya dan mneadapat murka, kutukan dan azab yang besar dari-Nya
QS 2 : 178; Tentang hukum qishaash. Qishaash adalah mengambil pembalasan yang sama.
QS 5 : 33; Hukum bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul dan yang membuat kerusakan di muka bumi.
QS 5 : 34; Hukum bagi pembunuh yang bertobat sebelum tertangkap
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Hukum Membunuh dan Dibunuh
[30] Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.
[31] Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya 410). Baerkata Qabil: “Aduhai celaka aku, megapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah di seorang di antara orang-orang yang menyesal.
[32] Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain 411), atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya 412). Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas., kemudian banyak di antara mereka sesudah itu 413) sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi” ~ QS (5) Al Maa-idah : 30-32 ~

410) Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya
411) Yakni: membunuh bukan karena qishash
412) Hukum itu bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seorang berarti juga membunuh keturunannya.
413) Ialah: Sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) 334), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia amemerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat 335) yang diserahkan kepada keluarganya ( si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) beresedekah 336). Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhi mu, padahal ia telah mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya 337), maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” ~ QS (4) An Nisaa’ : 92 ~

334) Seperti menembak burung, tapi mengenai seorang mukmin hingga wafat
335) “Diat” ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan
336) Bersedekah di sini maksudnya membebaskan pembunuh dari pembayaran diat
337) Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. Menurut sebagian ahli tafsir, puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat dan memerdekakan hamba sahaya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang besar” ~ QS (4) An Nisaa’ : 93 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (orang yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsipa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih 111)” ~ QS (2) Al Baqarah : 178 ~

111) Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat kemaafan dari ahli waris yang terbunuh yaitu membayar diat (ganti rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menagguh-nagguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik 414), atau dibuang dari (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar” ~ QS (5) Al Maa-idah : 33 ~

414) Maksudnya ialah: memotong tangan kanan dan kaki kiri, dan kalau melakukan kejahatan sekali lagi maka dipotong tangan kiri dan kaki kanan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kamu dapat menguasai (menangka) mereka; ketahuilah bahwa Allah Maha Pengamun lagi Maha Penyayang” ~ QS (5) Al Maa-idah : 34 ~
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Bekasi, Selasa,  29 Agustus  2017

Monday, August 28, 2017

QURBAN & HEWAN QURBAN

KAJIAN AL QUR’AN
QURBAN & HEWAN QURBAN
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Senin, 28 Agustus 2017
Tentang persembahan qurban dalam Al Qur’an dimulai dari kisah kedua putra Adam a.s. yang bernama Habil dan Qabil
QS 5 : 27-32; Cerita/kisah yang sebenarnya tentang 2 putra Adam, Habil dan Qabil yang pada awalnya mempersembahkan qurban yang berbeda (Qabil hasil bumi dan Habil seekor kambing, yang mana pada akhirnya Qabil mempersembahkan kambing juga) sehingga menyebabkan pembunuhan Habil oleh Qabil. Rangkaian ayat-ayat ini mengkisahkan mengenai qurban Qabil yang tidak diterima Allah, padahal keduanya mempersembahkan qurban yang sama (kambing). Habil menjelaskan bahwa Allah hanya menerima qurban orang yang bertaqwa. Qabil lalu membunuh Habil. Allah kemudian menurunkan hukm tentang pembunuhan.  
QS 37 : 99-113; Kisah Ibrahim a.s yang mendapat perintah Allah untuk menyembelih Ismail ptranya yang sangat dicintai sebagai persembahan qurban. Karena ketaatan Ibrahim, Allah mengganti qurban sembelihan dengan seekor kambing, dan Ismail tidak jadi disembelih. Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya qurban yang dilakukan pada hari raya Haji.
QS 22 : 34-37; Setiap umat, mulai dari umat Ibrahim disyariatkan untuk berqurban dengan menyembelih binatang ternak. Dan perintah untuk berserah diri dan tunduk patuh kepada Allah, yaitu golongan manusia yang bertaqwa. Daging dan darah hewan qurban tidak akan mendatangkan ridha Allah, melainkan hanya ketaqwaan kepada Allah-lah yang mendatangkan keridhaan-Nya
QS 23 : 21-22; Yang dimaksud binatang ternak ialah binatang yang menghasilkan air susu (kecuali kuda QS 16 : 8), yang banyak manfaatnya dan sebagian dari hewan ternaknya untuk makanan.
QS 16 : 66; Binatang ternak untuk diminum air susunya dengan mudah.
QS 16 : 5-7; Binatang ternak memiliki bulu ditambah dengan bermacam-macam manfaat, dan dimakan. Selain itu binatang ternak memiliki keindahan dan bermanfaat untuk memikul barang atau pekerjaan yang berat yang kita tidak dapat memikulnya.
QS 16 : 8; Kuda, bagal (peranakan kuda dan keledai) dan keledai tidak termasuk binatang ternak. Kuda untuk ditunggangi dan dijadikan perhiasan.
QS 6 :142-143; Ada 8 hewan ternak, yaitu dari sepasang domba, kambing, unta dan sapi/kerbau
QS 22 : 37; Qurban tidak akan sampai/diterima Allah atau mendapat ridha Allah sebelum ada ketaqwaan kepada Allah. Harus bertaqwa dan berqurban, kalau tidak bertaqwa, qurban tidak diterima alias sia-sia.
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Qurban dan Hewan Qurban:
“[27] Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-oranmg yang bertaqwa.
[28] “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
[29] “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim”
[30] Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.
[31] Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya 410). Baerkata Qabil: “Aduhai celaka aku, megapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah di seorang di antara orang-orang yang menyesal.
[32] Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain 411), atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya 412). Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas., kemudian banyak di antara mereka sesudah itu 413) sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi” ~ QS (5) Al Maa-idah : 27-32 ~

410) Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya
411) Yakni: membunuh bukan karena qishash
412) Hukum itu bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah memandang bahwa membunuh seorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seorang berarti juga membunuh keturunannya.
413) Ialah: Sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan yang nyata
------------------------------------------------------------------------------------
“[99] Dan Ibrahim berkata “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku 1283)
[100] Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh,
[101] Maka Kami beri di khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar 1284)
[102] Maka tatkala nak itu sampi (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; in syaa Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar
[103] Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya, (nyatalah kesabaran keduanya)
[104] Dan Kami panggilah dia: “ Hai Ibrahim,
[105] Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu 1285), sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
[106] Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
[107] Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar 1286)
[108] Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
[109] (yaitu) “kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”
[110] Demikianlah Kami memberi balasan kepda orang-orang yang berbuat baik.
[111] Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[112] Dan Kami beri dia khabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh
[113] Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata”  ~ QS (37) Ash Shaaffaat : 99-113 ~

1283) Maksudnya: Ibrahim pergi ke suatu negeri untuk dapat menyembah Allah dan berdakwah
1284) Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
1285) Yang dimaksud dengan “membenarkan mimpi” ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksanakannya
1286) Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan qurban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“[34] Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)
[35] (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sholat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepda mereka.
[36] Dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur
[37] Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” ~ QS (22) Al Hajj : 34-37 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“[21] Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebahagian darinya kamu makan.
[22] dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut” ~ QS (23) Ali Mu’minuun : 21-22 ~
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” ~ QS (16) An Nahl : 66 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“[5]Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.
[6] Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.
[7] Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” ~ QS (16) An Nahl : 5-7 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal 820), dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” ~ QS (16) An Nahl : 8 ~

820) Bagal yaitu peranakan kuda dengan keledai
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“[142] Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
[143] (yaitu) delapan binatang yang berpasangan 514), sepasang dari domba 515) dan sepasang dari kambing 516). Katakanlah: “Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?” Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar” ~ QS (6) Al An’aam : 142-143 ~

514) Artinya empat pasang, yaitu Sepasang biri-biri (domba), sepasang kambing, sepasang unta dan sepasang sapi/kerbau
515) Maksudnya: domba jantan dan domba betina
516) Maksudnya: kambing jantan dan kambing betina
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[37] Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”~ QS (22) Al Hajj : 37 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------

Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Senin, 28 Agustus 2017

Saturday, August 26, 2017

TIPS MENYONGSONG HARI ARAFAH

Tips Menyongsong Hari Arafah
10 Dzulhijjah 1438H / 1 September 2017M

Selami jadwal berikut, lalu praktekkan pada hari ‘H’ nya.
#1. Tidurlah lebih awal di malam Arafah untuk saving energy, persiapan ibadah penuh pada Allah Subhanahu wa ta’ala
#2. Bangun sebelum subuh. Makan sahur secukupnya sambil berniat puasa Arafah.
#3. Lakukan shalat Tahajjud minimal 4 rakaat. Berdoa dikala sujud untuk kebaikanmu dunia-akhirat. Jangan lupa teteskan air mata. Kalau ngga bisa, paksain aja nangis. Moga Rahmat dan Ampunan Allah Subhanah wa ta’ala turun untukmu di malam itu. Tutup tahajjudmu dengan shalat witir.
#4. Jelang subuh manfaatkan waktu tersebut dengan beristigfar sehingga engkau termasuk golongan orang yang beristigfar dikala sahur (وبالأسحار هم يستغفرون)
#5. Siap-siap shalat subuh. Menjelang azan, gunakan sejenak untuk muhasabatunnafsi (introspeksi diri). Ambil wudhu dan rasakan ketika itu dosa-dosa mu gugur satu per satu bersama tetesan akhir air wudhumu.
#6. Jangan lupa baca doa setelah wudhu.
#7. Shalat subuh berjama’ah. Bayangkan jika itu adalah shalat terakhirmu.
#8. Lalu duduk bersila, teruskan dengan berzikir. Awali zikirmu dengan takbir.
#9. Setelah itu lanjutkan dengan tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan seterusnya, juga baca Azkar Pagi hingga masuk waktu syuruq.
#10. Setelah berlalu 15 menit pasca syuruq shalat lah 2 rakaat agar ibadah mu pagi itu tercatat sama pahalanya dengan haji & umrah. Jangan sekali-kali engkau sia-siakan kesempatan itu.
#11. Setelah itu, boleh pilih; istrahat atau gunakan seluruh kesempatan itu untuk berzikir, tilawah qur’an dan berdoa.
#12. Atau tidur satu jam dengan niat saving energy untuk ibadah selanjutnya.
#13. Bangun tidur langsung berwudhu dan shalat dhuha minimal 4 rakaat. Lakukan variasi ibadah untuk menghindari kejenuhan.
#14. Shalat Dzuhur berjama’ah. Lalu bertakbir, bertasbih dan baca Al-Qur’an.
#15. Jika memungkinkan, akses internet, buka program yang menyiarkan live khutbah Arafah. Simak pesan-pesan khutbahnya. Ikrarkan diri tahun ini adalah tahun penerapan pesan-pesan Ilahi seutuhnya dalam kehidupan mu sehari-hari.
#16. Shalat asar berjama’ah, sambung dengan takbir dan azkar sore.
#17. Baca Al-Qur’an hingga menjelang satu jam sebelum magrib. Lalu mulailah berdoa dengan khusyu. Coba bayangkan engkau sedang berdiri di hadapan Allah Rabbul ‘izzati wal jalal. Jangan lupa mendoakan saudara-saudari muslim yang teraniaya, terzhalimi diluar sana, diamanapun mereka berada.
#18. Berdoa juga pada Allah agar sebelum matahari terbenam engkau telah terbebas dari siksa neraka.
19. Semoga engkau mendapat taufik dan inayah dari Allah dalam menjalankan tips-tips ibadah & ketaatan ini. Dan mudah-mudahan juga Allah yang Pengasih dan Penyayang menerima segala usaha, amal shaleh dan permohonanmu.
#20. Ketika azan magrib berkumandang, pastikan engkau langsung ta’jil buka puasa. Ingat, doa orang berpuasa tidak pernah ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
#21. Jangan lupa reminder family & karib-kerabat serta orang-orang yang engkau cintai dengan amalan agung ini. Syurga terlalu luas kalau hanya kita masuki seorang diri.
#22. Insya Allah surga Firdaus dengan segala kenikmatannya kan menanti
Hanya sekali dalam setahun. 
Ibadah ini juga rutin dilakukan para sahabat yang tidak mampu atau berhalangan pergi haji, selamat menjalankan saum arofah

Tuesday, August 15, 2017

SHALIH DAN MUSHLIH

Shalih dan Mushlih
Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)..?
Orang Baik, melakukan kebaikan untuk dirinya.. Penyeru Kebaikan, mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan orang lain..
Orang Shalih, dicintai manusia.. Para Mushlich dimusuhi manusia..
Koq...?!?!
Rasul Tercinta Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  sebelum diutus, dicintai oleh kaumnya karena Beliau adalah Orang Baik..
Namun ketika Allah ta'ala mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya; Tukang sihir, Pendusta, Gila..
Apa sebabnya..?
Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan..
Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan..
Hai anakku tegakkan sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yg menimpamu..
Berkata ahli ilmu: Satu Penyeru Kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan Orang Baik..
Karena melalui Penyeru Kebaikan itulah Allah jaga umat ini.. Sedang Orang Baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri..
Berkalam Allah Azza wa Jalla : "Dan tidaklah Tuhanmu membinasakan satu negeri dengan zalim padahal penduduknya adalah Penyeru Kebaikan.."
Allah tidak berkalam; "...Orang Baik (Shalih)"
Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN (Mushlich), jangan merasa puas hanya menjadi ORANG BAIK saja..
Selamat Beraktivitas...Semoga Selalu Sehat, Sukses dan Bermanfaat... Aamiin, Aamiin, Aamiin ya Rabbal’aalamiin... Wassallam...

Sunday, August 13, 2017

14 HADIAH TERBAIK

14 Hadiah Terbaik
Hadiah tidak semestinya sesuatu berupa uang atau harta benda. Banyak cara utk kita menghadiahkan sesuatu kepada orang tersayang di antaranya :
1. Hadiah terbaik untuk seorang sahabat adalah Doa
2. Hadiah terbaik untuk seorang musuh adalah Pemaafan
3. Hadiah terbaik untuk seorang guru adalah Penghormatan
4. Hadiah terbaik untuk murid adalah Tauladan
5. Hadiah terbaik untuk sebuah kehidupan adalah Kasih Sayang
6. Hadiah terbaik untuk sebuah kematian adalah Al-Fatihah
7. Hadiah terbaik untuk ibu bapa adalah Kebaktian
8. Hadiah terbaik untuk isteri adalah Penghargaan
9. Hadiah terbaik untuk suami adalah Kesetiaan
10. Hadiah terbaik untuk anak adalah Pendidikan
11. Hadiah terbaik untuk diri sendiri adalah Kejujuran
12. Hadiah terbaik untuk orang yang tak dikenali adalah Senyuman
13. Hadiah terbaik untuk Rasulullah  adalah Sholawat
14. Hadiah terbaik untuk Allah SWT adalah Ketaqwaan
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :"Saling memberi hadiahlah nanti kalian akan saling mencintai"
Selalulah bermurah hati untuk menghadiahkan sesuatu kepada manusia di sekeliling kita karena pemberian anda hari ini adalah ganjaran untuk dunia dan akhirat.

Saturday, August 12, 2017

KEWAJIBAN BERHIJRAH DI JALAN ALLAH

KAJIAN AL QUR’AN
KEWAJIBAN BERHIJRAH DI JALAN ALLAH
Pengajian Subuh Masjid At Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Rabu, 9 Agustus 2017
Kaum muslimin berkewajiban berhijrah dari Makkah ke Madinah karena tidak dapat menjalani ibadah secara Islam karena ditekan dan dimusuhi oleh kaum Quraish. Kaum muslimin di ancam, dianiaya dan bahkan dibunuh oleh kaum Quraish.
QS 2 : 218; Ayat ini menegaskan bahwa mereka sebagai orang yang beriman, dan yang berhijrah dan berjihad dijalan Allah dapat mengharapkan rahmat (pengampunan) bagi mereka, karena Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
QS 4 : 97-98; Namun ada kaum muslimin yang tidak mau berhijrah dan tetap tinggal di Makkah dan meninggalkan ibadah Islam karena ancaman untuk tidak beribadah. Mereka ini munafik dan menjadi kafir. Mereka dikatakan sebagai orang yang “menganiaya diri sendiri”, yaitu orang muslim yang tidak mau hijrah bersama Nabi padahal mereka sanggup. Mereka dipaksa oleh kafir Quraish untuk ikut dalam perang Badar melawan Islam. Diantara mereka ada yang mati, dan akan masuk neraka Jahanam
Bagi mereka yang tidak berhijrah karena tidak mampu berdaya upaya (karena tidak ada biaya atau sakit dan lemah) serta tidak tahu jalan untuk hijrah dan kemudian wafat, Allah akan memaafkan mereka.
QS 9 : 40; Ini kisah Nabi Muhammad saw ditemani Abu Bakar yang dikejar olah kaum kafir dan bersembunyi di Gua Tsuur. Kaum kafir tidak yakin kalau Nabi dan Abu Bakar bersembunyi didalam gua, karena terdapat sarang burung yang telah kering dan sarang laba-laba pada lubang tempat masuk ke gua. Untuk meyakinkan, kaum kafir hanya melempar batu dan mengenai gigi Abu Bakar sampai Abu Bakar menangis. Nabi menghiburnya. Kemudian, datang pertolongan Allah dengan mengirim tentara ghaib, keduanya selamat  
QS 4 : 100; Bagi mereka yang hijrah di jalan Allah tidak perlu meragukan nasib mereka atau takut tidak mendapat rejeki dan penghidupan yang baik. Allah menjamin didapatkannya tempat hijrah yang luas dalam artian banyak kesempatan dan kemudahan untuk mendapatkan rejeki yang banyak. Walaupun pada waktu berangkatnya tidak mempunyai harta yang banyak. Rejeki yang diperoleh bukan hanya uang, tapi juga hal-hal yang berhubungan dengan ketenangan jiwa dan kesempatan untuk berbuat baik bagi sesama.
Bagi mereka yang dalam perjalanan (proses) untuk berhijrah di jalan Allah meninggal dan belum sampai ke tempat tujuannya, maka Allah telah menetapkan pahala baginya di sisi Allah.
QS 16 : 106-110; Ayat-ayat ini masih dalam konteks penekanan kaum kafir kepada kaum muslim untuk mengikuti mereka. Allah memperingatkan bagi kaum beriman yang kemudian kafir (murtad), bahwa mereka akan mendapat murka Allah. Alasan mereka untuk menjadi kafir, karena lebih menyukai kehidupan dunia dan tidak mau meninggalkan harta dan tidak rela mengorbankan jiwa untuk berhijrah di jalan Allah. Mereka ini telah dikunci hati, penglihatan dan pendengarannya oleh Allah dan tergolong orang yang merugi.
Bagi kaum muslim yang berhijrah sesudah mendapatkan cobaan, lalu mereka berjihad dan sabar, maka mereka mendapat perlindungan dan ampunan Allah
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Kewajiban Berhijrah:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” ~ QS (2) Al Baqarah : 218 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri 342), (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahana, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali” ~ QS (4) An Nisaa’ : 97-98 ~

342) Yang dimaksud dengan menganiaya diri sediri ialah orang muslim yang tidak mau hijrah bersama Nabi padahal mereka sanggup. Mereka dipaksa oleh kafir Quraish untuk ikut dalam perang Badar melawan Islam. Diantara mereka ada yang mati, dan akan masuk neraka Jahanam
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita” Maka Allah menurunkan ketenangna-Nya kepada (Muhammad) dam membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana 643) ~ QS (9) At Taubah : 40 ~

643) Maksudnya: orang-orang kafir telah bersepakat hendak membunuh Nabi Muhammad s.a.w. maka Allah s.w.t. memberitahukan maksud jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Karena itu maka beliau keluar dengan ditemani Abu Bakar dari Mekah dan dalam perjalanannya ke Madinah beliau bersembunyi di suatu gua di bukit Tsuur
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah ditetapkan pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ~ QS (4) An Nisaa’ : 100 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“[106] Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.
[107] Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum kafir.
[108] Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.
[109] Pastlah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi.” ~ QS (16) An Nahl : 106-110 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 9 Agustus 2017