Monday, June 19, 2017

AL QUR’AN, KITAB YANG DI BAWA MUHAMMAD

KAJIAN AL QUR’AN
AL QUR’AN, KITAB YANG DI BAWA MUHAMMAD
Pengajian Subuh Masjid Ukhuwah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, 19-20 Juni 2017
Rasul-rasul yang diutus oleh Allah SWT berjumlah banyak dengan tugas membawa khabar gembira dan memberi peringatan. Masing-masing membawa KITAB yang isinya sama tentang HAQ/kebenaran, yaitu bahwa Allah hanya satu. Al Qur’an diturunkan dengan haq untuk meluruskan hal-hal yang diperselisihkan. Perselisihan bukan karena mempertentangkan isi kitabnya melainkan karena timbulnya ‘bagyam’ (rasa dengki, iri, benci) di antara mereka (QS 2: 213). Apabila ada orang-orang yang memperselisihkan kebenaran Al Qur’an maka sebenarnya mereka sungguh berada dalam penyimpangan yang jauh (QS 2: 176)
Al Qur’an diturunkan dengan membawa kebenaran (Kitab bil haq) (QS 2: 176). Al Qur’an diturunkan dengan membawa kebenaran kepada Nabi Muhammad s.a.w, di mana Rasulullah diperintahkan berbuat adil dalam kasus Thu’mah (QS 4:105, catatan kaki 347), (QS 17: 105)
Allah telah menurunkan kepada manusia melalui Muhammad, Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat dan Injil dan merupakan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain (kitab-kitab bukan hanya ketiga kitab yang disebut di atas). Artinya, Al Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar-tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya. (QS 5 : 48)
Dalam membawa kebenaran berupa Al Qur’an, Rasulullah hanya ditugaskan sebagai pembawa berita (dakwah) dan memberi peringatan kepada manusia tentang akibat bila mereka tidak mengindahkan perintah dan larangan dalam Al Qur’an, bukan memaksa orang untuk mengikutinya (QS 17: 105) 
Kaum beriman diminta untuk taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya, dan kepada ulil amri di antara kamu. Jadi tidak ada perintah untuk taat kepada Ulil Amri, apalagi bila para ulil amri tidak berjalan di jalan Allah. Kemudian bila terjadi perelisihan karena beda pendapat maka semuanya kembalikan kepada petunjuk dalam Al Qur’an dan As-Sunnah (QS 4 : 59)
Agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Berselisihnya orang-orang yang telah diberi Al-Kitab sebelum Al Qur’an diturunkan, terjadi karena kedingkian (yang ada) di antara mereka. Mereka tidak mau mendengarkan dan mengakui Islam sebagai agama yang membawa kebenaran (QS 3 : 19). Padahal Allah telah mengingatkan bahwa barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS 3 : 85)
Ahli-ahli kitab itu tidak terpecah belah sesudah mereka mengetahui kebenaran dari nabi-nabi mereka, lalu mereka kemudian berselisih pendapat karena saling mendengki, menganggap dirinya masing-masing paling benar. Sesudah datang Nabi Muhammad s.a.w. dan nyata kebenarannya merekapun tetap terpecah belah dan tidak mempercayainya. (QS 42 : 14), (QS 45 : 16-17)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Al Qur’an, Kitab Yang di Bawa Muhammad:
“Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka KITAB dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka KITAB, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya” ~ QS (2) Al Baqarah : 213 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------------
 “Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang kebenaran Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh”  ~ QS (2) Al Baqarah : 176 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
 “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat 347)  ~ QS (4) An Nisaa’ : 105 ~

347) Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu’mah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu’mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. Hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu’mah kepada Nabi S.A.W dan mereka meminta agar Nabi membela Thu’mah dan menghukum orang-orang Yahudi. Kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu’mah. Nabi sendiri hampi-hampir membenarkan tuduhan Thu’mah dan kerabatnya terhadap orang Yahudi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian 421) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu 422), Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu” ~ QS (5) Al Maa’idah : 48 ~

421) Maksudnya: Al Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar-tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya
422) Maksudnya: Umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat sebelumnya
------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan Kami turunkan (Al Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Qur’an itu telah turun dengan membawa kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kam. melainkan sebagai pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan”  ~ QS (17) Al Israa’ : 105 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu ‘ maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”  ~ QS (4) An Nisaa’ : 59 ~
------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah di beri Al Kitab 189) kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedingkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maaka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” ~ QS (3) Ali Imran : 19 ~

189) Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” ~ QS (3) Ali Imran : 85 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka 1342). Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) 1343) sesudah mereka, benar-benar berada dalam kerugian yang menggoncangkan tentang kitab itu” ~ QS (42) Asy Syuura : 14 ~

1342) Maksudnya: Ahli-ahli kitab itu berpecah belah sesudah mereka mengetahui kebenaran dari nabi-nabi mereka. Sesudah datang Nabi Muhammad s.a.w. dan nyata kebenarannya merekapun tetap terpecah belah dan tidak mempercayainya.
1343) Yang dimaksud dengan “orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al Kitab” ialah ahli kitab yang hidup pada masa Nabi Muhammad s.a.w.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“[16] Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat). kekuasaan dan kenabian dan kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya)
[17] Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama) maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.” ~ QS (45) Al Jaatsiyah : 16-17 ~
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, 19-20 Juni 2017

Friday, June 16, 2017

I’TIKAF, LAILATUL QADR & NUZULUL QUR’AN

KAJIAN AL QUR’AN
I’TIKAF, LAILATUL QADR & NUZULUL QUR’AN
Pengajian Subuh Masjid Ukhuwah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Jum’at, 16 Juni 2017
Ø  I’TIKAF
Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dilazimkan suatu ibadah yang namanya i’tikaf, yaitu berada dalam masjsid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. (Catatan kaki QS 2: 187). I’tikaf adalah suatu ibadah yang sudah ada pada jaman sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Pada jaman Nabi Ibrahim Allah telah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail untuk membersihkan rumah-Nya (Baitullah), di luar Ka’bah, untuk dijadikan tempat berkumpulnya manusia dan orang melaksanakan thawaf, i’tikaf, ruku’ dan sujud. Serta menjadikan tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah sebagai tempat shalat (Makam Ibrahim) (QS 2: 125).
Ada beberapa cara melakukan i’tikaf di masjid:
1.   Rasulullah s.a.w. melaksanakan i’tikaf di masjid 24 jam/hari selama 10 hari. Rasullah pulang ke rumah untuk membangunkan keluarganya, kemudian kembali lagi ke masjid. Dan beliau disebut ’mengencangkan ikat pinggang’ yang artinya meningkatkan kualitas ibadah dan tidak melakukan hubungan suami istri (QS 2: 187)
2.   Menurut Abu Hanifa, i’tikaf boleh dilaksanakan cukup sehari semalam saja dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Jadi, tidak perlu seperti yang dilakukan Rasulullah. Tidak ada hadits yang mengharuskan beri’tikaf seperti Rasulullah s.a.w.
3.   Menurut Imam Syafei i’tikaf cukup diniatkan saja saat masuk masjid dan bisa diluar bulan Ramadhan. Yang penting dilaksanakan dalam masjid, bukan di rumah atau musholla
Selama menjalankan i’tikaf tidak diperbolehkan menengok orang sakit dan mengantar jenazah, namun diperkenankan untuk pulang untuk mengambil suatu.
Ø  LAILATUL QADR
I’tikaf paling istimewa nilainya saat Lailatul Qadr. Lailatul Qadr ialah malam kemuliaan yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (QS 97: 1-5), dan terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Menurut Dawud Ali, Lailatul Qadr terjadi hanya sekali, yaitu waktu turunnya Al Qur’an di jaman Rasulullah, sehingga sekarang tidak terjadi lagi.
Pendapat ini dibantah karena ada hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah berfirman: “Umur umatku tidak ada sepersepuluh umur umat terdahulu, tapi umatku lebih besar pahalanya dari umat-umat terdahulu karena adanya Lailatul Qadr
Kaum terdahulu, contohnya masa Nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun, yang tentu umurnya lebih dari itu, sekitar 1000 tahun (= 12.000 bulan). Kalau sepersepuluh usia Nabi Nuh berarti sekitar 100 tahun. Usia umat sekarang paling lama 85 – 90 tahun, itupun hanya sedikit jumlahnya (QS 29: 14-15). Walaupun usia umat sekarang lebih kecil, tapi karena tiap tahun ada Lailatul Qadr yang nilainya lebih baik dari seribu bulan, sehingga pada usia 65 tahun saja, nilainya = 65.000 bulan.
Ø  NUZULUL QUR’AN
Allah menurunkan Al Qur’an pertama kali pada suatu malam yang diberkahi berupa 5 ayat pertama dalam surat Al ‘Alaq (QS 96: 1-5) dan di Indonesia pada umumnya dianggap jatuh pada 17 Ramadhan. Allah memastikan bahwa Al Qur’an (peringatan) itu datang dari-Nya (QS 44: 2-3). Al Qur’an merupakan bacaan yang mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam (QS 56: 77-80). Al Qur’an berisi hukum-hukum Allah. Bagi yang melanggar termasuk orang yang zalim (QS 2: 229). Hukum Allah berupa ketentuan: siapa yang taat akan masuk Surga, dan yang melanggar akan masuk neraka untuk selamanya dan mendapat siksa yang menghinakan (QS 4: 13-14)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang I’tikaf, Lailatul Qadr dan Nuzulul Qur’an:
“... Kemudian sempurnakanlah puasamu itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka (istri-istri) itu, sedang kamu beri’tikaf 115) dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikian Allah menerangkan ayatayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” ~ QS (2) Al Baqarah : 187 ~

115) I’tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim 89) tempat shalat. Dan Kami telah perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang yang Thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”  ~ QS (2) Al Baqarah : 125 ~

89) Ialah tempat berdiri Nabi Ibrahim a.s. di waktu membuat Ka’bah
----------------------------------------------------------------------------------------------------
 “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan 1594). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan ijin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”  ~ QS (97) Al Qadr : 1-5 ~

1594) “Malam kemuliaan” dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam “Lailatul Qadr” yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Qur’an
---------------------------------------------------------------------------------------------------
 “... Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim”  ~ QS (2) Al Baqarah : 229 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------------
“[13] (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah memasukannya ke dalam surga yang mengalir dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
[14] Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan”  ~ QS (4) An Nisaa’ : 13-14 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
 “Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi 1370) dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”   ~ QS (44) Ad Dukhaan : 2-3 ~

1370) Malam yang diberkahi ialah malam Al Qur’an pertama kali diturunkan. Di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“ Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam” ~ QS (56) Al Waaqi’ah : 77-80 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------
“[14] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang limapuluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim
[15] Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia” ~ QS (29) Al ‘Ankabuut : 14-15~
--------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Jum’at, 16 Juni 2017 

Thursday, June 15, 2017

DAKWAH PARA RASUL KARENA ALLAH SEMATA

KAJIAN AL QUR’AN
DAKWAH PARA RASUL KARENA ALLAH SEMATA
Pengajian Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, 15 Juni 2017
Allah mengutus para nabi untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan. Dalam melaksanakan tugasnya para nabi/rasul di bekali KITAB (bentuk tunggal, berarti satu kitab) bukan KITAB-KITAB (bentuk jamak, yang artinya banyak kitab dengan isi yang berbeda). Ini menekankan bahwa KITAB yang dibawa para nabi isinya sama. Sama pesannya, sama peringatannya dan menerangkan tentang kebenaran yang sama. (QS 2: 213), (QS 57: 25).
Dalam mengemban tugas dari Allah untuk menyampaikan khabar gembira dan memberi peringatan, Allah mengingatkan para rasul untuk tidak meminta upah atau imbalan dan melakukannya dengan harapan para pengikutnya akan patuh kepada Allah dan rasul-Nya (QS 25: 56-57) serta kasih sayang dalam kekeluargaan (QS 42: 23)
Nabi Nuh meminta kaumnya untuk bertaqwa kepada Allah dan dirinya, dan menegaskan bahwa dia tidak meminta imbalan atau upah dari kaumnya, melainkan hanya dari Allah semata  (QS 26 : 106-109),  demikian pula pesan Nabi Hud kepada kaum A’ad (QS 26 : 123-127), Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud (QS 26 : 141-145), Nabi Luth kepada kaumnya yang homosex (QS 26 : 160-164), Nabi Syu’aib kepada penduduk Aikah (QS 26 : 176-180).
Pokok inti dari peringatan Allah yang disampaikan para rasul itu adalah; siapa yang ingkar terhadap Allah (zalim) akan menerima siksa di akhirat, sedangkan yang saleh, beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, kelak di akhirat akan mendapat karunia yang sangat besar yaitu masuk surga. (QS 42: 22-23).
Walau sudah diberi peringatan masih banyak orang (sampai sekarang) yang tidak atau kurang yakin adanya akhirat. Fokusnya hanya pada kehidupan di dunia dan tidak mengikuti tuntunan Al Qur’an sebagai pedoman hidup di dunia dan di akhirat. Keyakinan yang berfokus hanya pada kehidupan dunia akan merugi karena menghilangkan kesempatan untuk mendapat kehidupan akhirat yang baik (surga). Sedangkan bagi mereka yang beriman pada Allah dan menyiapkan diri untuk kehidupan akhirat akan beruntng (QS 42: 20).
Ajakan kepada penganut Injil dan Kitab Sebelum Turunnya Al-Qur’an
Al Qur’an yang dibawa oleh Rasulullah, Nabi terakhir yang diutus Allah, adalah kitab yang membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (baca: sebagai acuan kebenaran) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka para penganut Injil dan kitab-kitab lain diajak untuk memutuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan (Al Qur’an) dan tidak mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada mereka. (QS 5: 46-48)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Dakwah Para Rasul Karena Allah Semata:
“Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka KITAB dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka KITAB, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya”~ QS (2) Al Baqarah : 213 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
[56] “Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
[57] Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (mengharapkan kepatuhan) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya  ~ QS (25) Al Furqaan : 56-57 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka: “Mengapa tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 106-109 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum ‘Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”  ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 123-127 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Shaleh berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 141-145 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Luth berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 160-164 ~
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penduduk Aikah 1089) telah mendustakan rasul-rasul. Ketika Syu’aib berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam” ~ QS (26) Asy Syu’araa’ : 176-180 ~

1089) Yang dimaksud dengan “Penduduk Aikah” ialah penduduk Mad-yan yaitu kaum nabi Syu’aib a.s.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[22] “Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
[23] Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri 1345) ~ QS (42) Asy Syuura : 22-23 ~

1345) lihat catatan kaki no. 104 – Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Ny, memaafkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”  ~ QS (42) Asy Syuura : 20 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul dengan membawa bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka AL KITAB dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan... “ ~ QS (57) Al Hadiid : 25 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------
[46] “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Mayam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa
[47] Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya 419). Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik 420)
[48] Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian 421) terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu 422), Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”  ~ QS (5) Al Ma’idah : 46-48 ~

419) Pengikut-pengikut Injil itu diharuskan memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalam Injil itu, sampai kepada masa diturunkan Al Qur’an
420) Orang yang tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah ada tiga macam: a. Karena benci dan ingkarnya kepada hukum Allah, orang yang semacam ini kafir (QS 5 ; 44). b. Karena menurut hawa nafsu dan merugikan orang lain dinamakan zalim (QS 5 : 45). Karena fasik sebagaimana ditunjuk oleh QS 5 : 47 ini.
421) Maksudnya: Al Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar-tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya
422) Maksudnya: Umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat sebelumnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Perkara Zakat (Sesi Tanya Jawab)

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan 658) dan mensucikan 659) mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui   ~ QS (9) At Taubah : 103 ~

658) Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta benda
659) Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 15 Juni 2017

Wednesday, June 14, 2017

TUGAS PARA RASUL

KAJIAN AL QUR’AN
TUGAS PARA RASUL
Pengajian Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, Rabu, 14 Juni 2017
Ada sekurang-kurangnya 7 Surat dan Ayat Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Allah mengutus para rasul dengan tugas untuk memberi khabar gembira dan memberi peringatan kepada manusia agar manusia beriman kepada Allah dan berjalan dalam kebenaran. (QS 2:213, QS 4:165, QS 18: 56, QS 6: 48-49, QS 35: 23-26, QS 34: 28, QS2 : 119)
Seperti kita tahu, dulu umat (agama) manusia hanya satu yaitu agama tauhid (Islam). Namun dengan bertambahnya manusia yang kemudian terpecah-pecah menjadi beberapa golongan, timbullah berbagai keyakinan di antara mereka. Bahkan ada golongan yang mengingkari agama tauhid yang menyebabkan terjadinya perselisihan. (QS 2: 213)
Para rasul dibekali dengan bukti yang nyata berupa mu’jizat, Zabur dan kitab yang berisi ayat-ayat Allah. Orang-orang kafir diajak kembali untuk mengikuti kebenaran. Barang siapa di antara orang-orang ini menjadi beriman kepada Allah dan memperbaiki dirinya, maka mereka tidak perlu khawatir. Tapi bagi mereka yang tetap mendustakan ayat-ayat Allah akan ditimpa azab yang amat pedih. (QS 6: 48-49, QS 35: 25-26)
Orang-orang yang kafir membantah risalah yang disampaikan para rasul dengan cara yang bathil mereka mencoba untuk menghilangkan kebenaran yang disampaikan utusan Allah ini. Ayat-ayat Allah mereka anggap sebagai olok-olok belaka (QS 18: 56)
Para rasul memberi peringatan tanpa memaksa orang untuk mengikutinya. Bila ada orang yang tetap kafir walaupun sudah diberi peringatan, maka para nabi tidak akan diminta pertanggung-jawabannya (QS 2: 119). Para kafir tetap berada dalam kesesatan dan dosa-dosanya, dan dosanya tidak akan ditanggung oleh para rasul, melainkan oleh dirinya sendiri (QS 17: 15)
Nabi Muhammad adalah pembawa khabar gembira dan pemberi peringatan bagi SEMUA MANUSIA, bukan hanya untuk satu kaum atau bangsa tertentu (QS 35: 24, QS 34: 28)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Tugas Para Rasul:
“Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya”  ~ QS (2) Al Baqarah : 213 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” ~ QS (4) An Nisaa’ : 165 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (benar), dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olok” ~ QS (18) Al Kahfi : 56 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
[48] “Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi khabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan 474) , maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati
[49] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik” ~ QS (6) Al An’aam : 48-49 ~

474) lihat catatan kaki no. 105 pada QS (2) – Al Baqarah : 160; Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan
-------------------------------------------------------------------------------------
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk keselamatan dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul ~ QS (17) Al Israa’ : 15 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
[23] “Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan.
[24] Sesungguhnya Kami mengutus kamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran 1256) sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan
[25] Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mu’jizat yang nyata, zubur 1257), dan kitab yang memberi pelajaran yang sempurna 1258)
[26] Kemudian Aku Azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku” ~ QS (35) Faathir : 23-26 ~

1256) yang dimaksud dengan “kebenaran” di sini ialah agama tauhid (Isam) dan hukum-hukumnya
1257) lihat catatan kaki no. 256 dan 257 pada QS (3) Ali Imran : 184
1258) Maksudnya: Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan memberi kesanggupan untuk mendengarkan dan menerima keterangan-keterangan.
--------------------------------------------------------------------------------------
“Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad). melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi sebagian manusia tidak mengetahui” ~ QS (34) Saba’ : 28 ~
-------------------------------------------------------------------------------------
“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka” ~ QS (2) Al Baqarah : 119 ~
--------------------------------------------------------------------------------------
“Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mu’jizat-mu’jizat yang nyata, Zabur 256) dan kitab yang memberi penjelasan-penjelasan yang sempurna 257) ~ QS (3) Ali ‘Imran : 184 ~

256) Zabur ialah lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. yang isinya mengandung hikmah-hikmah
257) Yakni: Kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukumsyari’at seperti Taurat, Injil dan Zabur
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 14 Juni 2017 

Tuesday, June 13, 2017

ISLAM AGAMA TAUHID

KAJIAN AL QUR’AN
ISLAM AGAMA TAUHID
Pengajian Subuh Masjid At-Taubah – Ustadz Abdullah Amin – Bekasi, 13 JUNI 2017
Pengertian umat dalam Al Qur’an adalah agama tauhid. Umat = Agama Tauhid = Agama Islam.
Dahulu manusia adalahh satu umat. Karena manusia beranak pinak dan semakin banyak maka terjadilah golongan-golongan. Yang kemudian saling bertikai dan berselisih (QS 2 : 213), (QS 10 :19). Allah telah menyatakan bahwa agama Islam adalah agama untuk semua manusia dan Allah-lah yang harus disembah (QS 23 : 52). Namun karena terjadi perselisihan di antara mereka sehingga urusan agama menjadi dipotong-potong  (QS 21 : 92-93).
Setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Sayangnya para pengikut rasul-rasul itu justru menjadikan umat terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing) (QS 23 : 53)
Sebenarnya agama tauhid merupakan fitrah setiap manusia saat dia dilahirkan ke dunia. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal ini itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan. Dan keadaan fitrah ini tidak pernah diubah oleh Allah (QS 30 : 30).
Lingkungan yang mempengaruhi mereka yang tidak mengikuti agama tauhid itu ialah para nenek-moyang, bapak-bapak mereka. Mereka berkata: “Sesungguhnya kam mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka” (QS 43 : 21-23). Mereka menolak ajakan Rasul untuk mengikuti agama yang lebih nyata dan bahkan mengingkari dan tidak percaya akan apa yang disampaikan oleh Rasul. (QS 43 : 24), sehingga Allah membinasakan mereka dan mendapat azab di hari akhir kelak (QS 43 : 25)
Kutipan ayat Al Qur’an yang menegaskan firman Allah tentang Agama Tauhid:
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu 972) dan aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah aku. Dan mereka telah memotong-motong urusan (agama) mereka di antara mereka. Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali 973) ~ QS (21) Al Anbiya’ : 92-93 ~
972) Maksudnya: sama dalam pokok-pokok kepercayaan dan pokok-pokok Syari’at
973) Maksd ayat ini: agama yang diturunkan Allah itu adalah satu ialah agama tauhid (Agama Islam), oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama, tetapi mereka telah berpecah-belah, mereka semuanya kembali kepada Allah dan Allah akan menghisab mereka.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidakklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman tentang kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya”  ~ QS (2) Al Baqarah  : 213 ~
---------------------------------------------------------------------------------------------------
[52] “Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua. Agama yang satu 1007) dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku.
[53] Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu itu) menjadikan mereka itu terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)”  ~ QS (23) Al Mu’minun  : 52-53 ~

1007) Lihat catatan kaki surat (21) Al Anbiyaa’ : 92 / catatan kaki 972
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[30] “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah) atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyak manusia tidak mengetahui 1169),
[31] dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertaqwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
[32] yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka 1170) dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” ~ QS (30) Ar Ruum : 30-32 ~

1169) Fitrah Allah maksudnya: ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal ini itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
1170) Maksudnya: meninggalkan agama tauhid dan menganut perlbagai kepercayaan menurut hawa nafsu mereka
---------------------------------------------------------------------------------------
“[21] Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Qur’an lalu mereka berpegang pada dengan kitab itu?
[22] Bahkan mereka berkata: “Sesungguhnya kam mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka”
[23] Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sessungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut satu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”
[24] (Rasul itu) berkata: “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun akam membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata_ memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?” Mereka menjawa: “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang yang kaum diutus untuk menyampaikannya”
[25] Maka Kami binasakan mereka maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu” ~ QS (43) Az  Zukhruf : 21-25 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Adakah kamu hadir ketika Ya’kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”. Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek-moyangmu; Ibrahim, Isma’il dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadanya”  ~ QS (2) Al Baqarah  : 133 ~
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih 679). Kalau tidaklah kamu karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu 680), pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, 681) tentang apa yang mereka perselisihkan: ~ QS (10) Yunus  : 19 ~

679) Maksudnya: manusia pada mulanya hidup rukun, bersatu dalam satu agama, sebagai suatu keluarga. Tetapi mereka telah berkembang biak dan setelah kepentingan mereka berlain-lain, timbullahberbagai kepercayaan yang menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu Allah mengutus rasul yang membawa wahyu dan untuk memberi petunjuk kepada mereka. Baca QS 2 : 213
680) Ketetapan Allah ialah bahwa, perselisihan manusia di dunia itu akan diputuskan di akhirat
681) Maksudnya: diberi keputusa di dunia
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh H. R. Mimuk Bambang Irawan - Jakasampurna, Rabu, 13 Juni 2017