Saturday, June 25, 2016

LAILATUL QADAR

Lailatul Qadar 
Oleh: Dr. Nawal al-Ied
Ringkasan ceramah Dr. Nawal al-Ied
Lailatul Qadar, dinamakan demikian; karena saat itu ketentuan taqdir turun dari langit ke bumi. Dan dinamakan demikian karena nisbat kepada taqdir.
Ibadah pada malam itu menyamai 84 tahun.
Sebagai contoh; apabila anda mengucapkan, "Astghfirullah." Seolah anda beristighfar semenjak anda lahir hingga usia 84 tahun.
Pada malam itu bumi menjadi sempit lantaran banyaknya jumlah malaikat. Pada malam itu malaikat turun yang jumlahnya melebihi bilangan kerikil, supaya dapat mengamini doa kita.
Terdapat beberapa bentuk taqdir yang Allah Azza wa Jalla tetapkan untuk manusia;
1. Taqdir Azali
2. Taqdir tahunan
3. Taqdir harian
Anda dapat mengubah ketetapan harian maupun tahunan dengan doa.
Sebagai contoh; apabila Allah telah tetapkan taqdir yang buruk bagi anda tahun depan (wafatnya anak, gagal menikah, dst). Lalu anda mulai berdoa dengan penuh keikhlasan pada malam Lailatul Qadar, dengan memohon taufik, bahagia, dan keselamatan, dst.
Niscaya Allah Azza wa Jalla memerintahkan malaikat untuk menghapus lembaran yang telah ditetapkan kesengsaraan dan mereka ganti dengan menuliskan kebahagiaan bagi anda.
"Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan milik-Nya lah lauh mahfudz."
Pada malam Lailatul Qadar malaikat melewati hamba lalu menghiburnya, karena telah ditetapkan kematian baginya. Atau melewati seorang hamba lalu menyambutnya dengan diterimanya amal dan dibebaskannya dari neraka.
1 jam pada malam Lailatul Qadar menyamai 8 tahun, 1 menit  50 hari, maka di manakah orang-orang yang memperbanyak kebaikan?
Wahai akhawat, Rabb kita maha mulia lagi maha pengasih, Dia telah membuka pintu-pintu rahmat, langit, dan surga untuk kita. Dan Dia menyeru kita kepada-Nya, supaya kita memohon dan kembali kepada-Nya.
Janganlah kalian melewatkan kesempatan ini.
Lailatul Qadar adalah malam agung, janganlah kalian lewatkan lantaran sibuk dengan pasar, ambisi-ambisi, dan perkara-perkara melenakan yang lain.
Sebab Rasul 'Alaihish shalatu was salam apabila telah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan sarungnya dan shalat semalam suntuk.
Kita tak tahu, ada kalanya ini adalah Ramadhan terakhir yang kita lewati.
Perbanyaklah zikir, sedekah, membaca Al Qur'an, Qiyamul lail, dan berdoa,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah kami."
Bagaimana wanita bisa bersedekah, sedang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga, dan mereka juga tidak memiliki gaji untuk digunakan.
Apabila kita mendengar keutamaan sedekah, kita merasa perih dan berandai.
Seraya berkata, "Bagaimana, sedang aku tak memiliki uang?"
Kendati demikian, kita segenap wanita diperintahkan untuk bersedekah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai segenap wanita, bersedekahlah, dan perbanyaklah istighfar, sebab aku melihat kalian sebagai mayoritas penghuni neraka."
Dan itu menambah khawatir dan rasa takut pada diri kita? Dan solusinya? 
Sebenarnya mudah, sesungguhnya karunia dan kemurahan Allah Ta'ala begitu luas dan tiada henti. Sebab Dia menjadikan sedekah bukan hanya sebatas harta. Namun, setiap pintu kebaikan adalah sedekah. 
Berikut contoh-contohnya; Sedekah itu beraneka ragam;
·         Setiap tahlil dan takbir adalah sedekah
·         Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah
·         Amar ma'ruf nahi munkarmu adalah sedekah
·         Bukalah sms mu setiap hari, bersedekah dan kirimlah ucapan baik kepada setiap yang engkau kenal, dan setiap kalimat baik adalah sedekah.
·         Senyummu di wajah suami, anak-anakmu, dan kaum muslimat adalah sedekah.
·         2 rakaat dhuha menyamai 360 sedekah
·         Tahanlah dirimu untuk berbuat buruk, itu adalah sedekah
·         Singkirkanlah gangguan dari jalan
·         Ucapkanlah salam kepada siapa yang kau temui
·         Berilah makan pembantumu, sebagaimana kamu makan, dan itu adalah sedekah.
·         Berilah makan burung atau binatang, atau manusia, dan itu sedekah bagimu. 
·         Muliakanlah tamu melebihi 3 hari, dan itu sedekah.
·         Berusahalah menolong dan membantu baik materi maupun non materi, dan itu sedekah bagimu.
·         Tuntutlah ilmu, ajarkan, dan sebarkanlah, itu sedekah bagimu. Baik dengan mendengar, membaca, atau menulis, sesuai kemampuanmu.
·         Seteguk air yang kau berikan untuk orang haus adalah sedekah.
Milik Allah lah segala puji dan karunia.
Kaidah penting: Ikhlas dan mengharap pahala. Karib kerabat lebih utama untuk mendapat kebaikan kita (dua orang tuamu, suami, dan anak-anakmu). Mereka yang paling utama, lalu yang terdekat, kemudian terdekat.
Dan saya mengingatkan bahwa sedekah menghapus dosa, sebagaimana air mematikan api. Sebarkanlah ilmu ini, supaya menjadi sedekah untukmu, dengan izin Allah.
Bersiaplah sejak sekarang, kuatkanlah tekad, dan sudahilah kesibukan, belanja, dan setiap apa yang menyibukkan dari malam-malam itu sejak sekarang juga. Jangan lewatkan kesempatan itu, dan itu adalah keburuntungan.
Yang memiliki grup-grup WA hendaknya dikirim, supaya pahala berlipat ganda insya Allah. Kesempatan emas.
Semoga Allah memberi kalian taufik untuk mengamalkan setiap apa yang dicintai dan diridhai-Nya.

Friday, June 24, 2016

10 MALAM TERAKHIR RAMADHAN

10 Malam Terakhir Ramadhan

Berikut tips menjelang 10 malam terakhir Ramadhan yang Arrahmah kutip dari Syaikh Tawfique Chowdhury, CEO Merci Mission, dan diterjemahkan Ustadz Hilman Rosyad Lc. Bismillah.
1. Mulailah dengan niat yang bersih dan tulus. Jika sampai hari ini ibadah terasa belum maksimal, bersiaplah untuk memaksimalkan ibadah. Jika kau benar-benar ingin memperbaikinya, masih ada waktu!
2. Hari ini, bacalah tafsir surat Al-Qadr, dan pahami apa yg sesungguhnya terjadi pada lailatul qadr. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya insyaa Allaah.
3. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk mengerahkan segalanya. Seluruh malam dari 10 malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai laylatul qadr terlewati begitu saja.
4. Jangan ikut-ikutan dengan perayaan-perayaan atau kegiatan-kegiatan yang diada-adakan (bid’ah) oleh kelompok-kelompok tertentu. Ikutilah sunnah Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam. Tuntunan beliau adalah: “Barangsiapa yang berjaga (tidak tidur) dan berdoa pada malam lailatul qadr dengan iman dan pengharapan akan ganjarannya, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
5. Hafalkan doa malam lailatul qadr yang diajarkan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini : Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’ fu’anni (Yaa Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku).
6. Siapkan daftar pendek doa-doa untuk dipanjatkan. Ingat, ini adalah waktu yang sangat istimewa bagi seorang hamba. Malam Qadar! Malam ditetapkannya takdir! Pilihlah doa doa terbaik untuk agamamu, dunia akhiratmu dan keluargamu. Jangan lupakan saudara-saudaramu Muslimin yang tengah kesusahan di berbagai belahan dunia.
7. Sempatkan tidur siang sejenak jika memungkinkan. Jagalah perutmu agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isha dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk beribadah.
8. Jangan lupakan keluargamu! Rasulullah membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. Siapkan, semangati dan motivasi mereka!
9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian (khusus di rumah untuk wanita) ketika beribadah.
10. Pilihlah spot khusus yang kondusif untuk beribadah, apakah itu di masjid atau di rumah. Letakkan sajadah, mushaf dan air minum sehingga kita tidak perlu beranjak dari sana jika perlu minum.
11. Ini BUKAN malam untuk pasang status (misalnya : “Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-NYA malam ini” dsb) di FB atau media sosial apapun. Biarlah itu jadi rahasia indah antara hamba dengan Rabb-nya. Maka, matikan dulu HP, tablet dan komputer. Putuskan dulu hubungan dengan dunia, dan nikmati jalinan hubungan dengan al-‘Afuww!
12. Jika mengantuk, maka variasikan bentuk ibadah antara shalat, bermunajat dan membaca Qur’an. Lakukan bergantian. Jangan habiskan malam untuk mendengarkan ceramah atau tilawah, atau kalau sangat ngantuk, dengarkan sebentar saja untuk mengusir kantuk.
13. Sabar adalah kuncinya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau altifitas lainnya. Ini adalah saat untuk bersabar dengan kelelahan itu. Ingatlah Allah telah menganugrahimu dengan kesempatan berharga (akan luasnya ampunan) yang mungkin saja tidak datang lagi. Bukankah kita akan berlari walau apapun yang terjadi jika kita tahu pasti bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita dan surga hanya selangkah lagi?
14. Ini yang paling penting : husnudzhon lah kepada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-NYA. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari Arrahman Arrahiim.
Allahumma ballighna lailatal qadr. Aammiin.
(adibahasan/arrahmah.com)

Thursday, June 23, 2016

KERUSAKAN BUKA BERSAMA SAMBIL REUNIAN

Kerusakan Buka Bersama (Bukber) Sambil Reunian

Suatu yang sering kita jumpai di bulan Ramadhan adalah buka bersama (bukber). Biasa dilakukan dengan teman lama, teman sekolah sambil bereuni atau dengan teman sekantor. Sebagai nasihat dan moga bisa dipertimbangkan ketika mengadakan buka bersama. Berikut beberapa kerusakan yang sering terjadi akibat acara buka bersama:
1- Lebih mementingkan mengisi perut dan jalin ukhuwah daripada shalat.
2- Ngobrol, haha hihi sampai Isya, kadang shalat Maghrib ditinggalkan. Padahal meninggalkan satu shalat saja bisa menghapuskan amalan.
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya(HR. Bukhari no. 594).
Kalau disebut menghapus amalan, berarti meninggalkan shalat bisa menghapus amalan puasa. Na’udzu billahi min dzalik! Sayang sekali.
3- Shalat jama’ah pun ditinggalkan, hanya karena lebih mementingkan kebersamaan di meja makan dengan teman-teman.
Lihat peringatan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi pria yang enggan berjama’ah,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلاَةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ وَصَلاَةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلاً فَيُصَلِّىَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِى بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لاَ يَشْهَدُونَ الصَّلاَةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada dalam kedua shalat tersebut tentu mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak. Sungguh aku bertekad untuk menyuruh orang melaksanakan shalat. Lalu shalat ditegakkan dan aku suruh ada yang mengimami orang-orang kala itu. Aku sendiri akan pergi bersama beberapa orang untuk membawa seikat kayu untuk membakar rumah orang yang tidak menghadiri shalat Jama’ah.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651, dari Abu Hurairah).
4- Yang paling sering nih, shalat tarawihnya pun ditinggalkan sehingga tidak mendapat pahala shalat semalam suntuk bersama imam. Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad 5: 163. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim)
5- Kadang campur baur antara laki-laki dan perempuan. Padahal sejak dalam shalat jama’ah saja kita sudah diperintah memisahkan antara laki-laki dan perempuan supaya tidak timbul fitnah.
Kalau mau bukber, saran kami, shalat Maghrib, Isya dan Tarawihnya sebaiknya tidak ditinggalkan. Bukankan hak Allah lebih penting dari pada ukhuwah? Bukankah Allah yang memberi keselamatan kepada kita, bukan teman-teman kita?
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Selesai disusun di pagi hari, 07: 12 AM, 5 Ramadhan 1436 H
Penulis: 
Al-Ustâdz Abu Rumaysho, Muhammad Abduh Tuasikal bin Usman Tuasikal
• 22/06/2015 M • Fiqih Remaja
Artikel remajaislam.com | Remaja Islam Mau Mengenal Islam
 Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
 Grup WA & TG : Dakwah Islam
 TG Channel : @DakwahRamadhan
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Wednesday, June 22, 2016

MALAM NUZULUL QUR'AN DAN LAILATUL QADAR

Malam Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadr
Maaf, bantu meluruskan bahwa Hadits Rasulullah di atas dhoif, tidak berdasar. Silakan dibaca artikel berikut ini:
BENARKAH AL QUR'AN TURUN PADA MALAM NUZULUL QUR'AN PADA 17 RAMADHAN?
Ketika memasuki malam yang ke-17 di bulan Ramadhan sebagian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai diadakan peringatan turunnya al-Qur'an pertama kali yang disebut malam peringatan Nuzulul Qur'an. Hal ini juga ‘terkesan’ dikuatkan dengan catatan kaki dalam “al-Qur'an dan Terjemahnya” surat ad-Dukhaan ayat 3.
ﺇِﻧَّﺂ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎﻩُ ﻓِﻲ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ ﻣُّﺒَﺎﺭَﻛَﺔٍ ﺇِﻧَّﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻨﺬِﺭِﻳﻦَ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi [1370] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." ~ QS 44 – Ad Dukhaan : 3 ~
[1370] Malam yang diberkahi ialah malam Al Qur'an pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada tanggal 17 Ramadhan.
Keyakinan ini bertentangan dengan firman Allah subhanahu wa ta’alaa dalam surat al-Qadr ayat pertama:
ﺇِ ﻧَّﺂ ﺃَﻧْﺰَﻟْﻨَﻪُ ﻓِﻰ ﻟَﻴْﻠَﺔِ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ
Sesungguhnya Kami Telah menurunkannya (al Qur'an) pada *malam kemuliaan* [1594].” ~ QS 97 – Al Qadr : 1 ~
[1594] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr, yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu permulaan Turunnya Al Qur'an.
Ayat diatas dengan jelas bahwa al-Qur'an diturunkan pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dan juga Terlihat jelas bahwa catatan kaki untuk ayat di atas dalam “al-Qur'an dan Terjemahnya” juga menjelaskan bahwa malam permulaan turunnya al-Qur'an adalah pada malam tersebut.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, malam dimana al-Quran itu turun? Apakah benar pada 17 Ramadhan seperti yang selama ini oleh sebagian kaum muslimin Indonesia mempertingatinya?
Nabi shallallâhu ’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau pernah bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan(Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Beliau shallahu’alaihi wa sallam juga bersabda: “Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Dengan demikian telah jelas bahwa lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29. 
Maka gugurlah keyakinan sebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwa turunnya al-Qur'an pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan.
Jika ada yang berargumen, “Tanggal 17 Ramadhan yang dimaksud adalah turunnya al-Qur'an ayat pertama ke dunia kepada Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5, sedangkan Lailatul qadar pada surat al-Qadar adalah turunnya al-Qur'an seluruhnya dari lauhul mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia !!?”.
Maka jawabnya: Benar, bahwa turunnya al-Qur'an yaitu pada Lailatul qadar seperti yang tertuang dalam surat al-Qadar adalah turunnya al-Qur'an dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia, dan setelah itu al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun.
Seperti perkataan Ibnu Abbas radliyallahu’anhu dan yang lainnya ketika menafsirkan QS. Ad-Dukhan ayat : 3
Allah menurunkan al-Quran sekaligus dari Lauh Mahfudz ke baitul izzah (rumah kemuliaan) di langit dunia kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan berbagai peristiwa selama 23 tahun kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir 8/441)
Tetapi apakah ini menjadikan bahwa benar nya pendapat bahwa turunnya ayat pertama (QS. al-‘Alaq: 1-5) kepada Nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wa sallam adalah 17 Ramadhan?? Mari kita simak pembahasan dibawah ini.
Pendapat bagus syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury di Kitab Sirohnya tentang kapan awal permulaan wahyu
Dalam kitab siroh beliau, beliau menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pendapat diantara pakar sejarah tentang kapan awal mula turunnya wahyu, yaitu turunnya surat al-Alaq: 1-5. Beliau menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21. Beliau mengatakan:
“Kami menguatkan pendapat yang menyatakan pada tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini.
Sebab semua pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka sepakat bahwa beliau diangkat menjadi Rasul pada hari senin, hal ini diperkuat oleh riwayat para imam hadits, dari Abu Qotadah, bahwa “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang radliyallahu’anhu puasa hari senin. Maka beliau menjawab, “Pada hari inilah aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama) kepadaku.”
Dalam lafdz lain disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku diutus sebagai rasul atau turun wahyu kepadaku”
Lihat shahih Muslim 1/368; Ahmad 5/299, Al-Baihaqi 4/286-300, Al-Hakim 2/602.
Hari Senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21, dan 28.
Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. 
Jadi jika kami membandingkan antara firman Allah, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qodar”, dengan riwayat Abu Qotadah, bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari Senin, serta berdasarkan penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari Senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu, maka jelaslah bagi kami bahwa diutusnya Beliau sebagai Rasul jatuh pada malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan. (Lihat Kitab Siroh Nabawiyyah oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury Bab Di Bawah Naungan Nubuwah, hal. 58 pustaka al-Kautsar)
Maka jelaslah bahwa pendapat kapan al-Qur'an turun, baik al-Qur'an turun dari Baitul Izzah ke langit dunia atau dari langit dunia ke Rasulullah keduanya saling melengkapi, dan bukan terjadi di 17 Ramadhan.
Wallahu a'lam.
Yang bisa dipetik dari pembahasan di atas:
1. Al-Qur'an diturunkan pada malam lailatul qadar, bukan pada malam yang dikenal dengan malam ‘Nuzulul Qur'an’ yang bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan.
2. Lebih khusus lagi bahwa turunnya wahyu kepada Rasulullah shalallallahu’alaihi wa sallam yang pertama adalah 21 Ramadhan, seperti pendapat syaikh Shafiyyurahman.
3. Peringatan Nuzulul Quran 17 Ramadhan dengan dzikir tertentu dan bentuk pengajian khusus adalah bentuk peringatan yang TIDAK PERNAH ada landasannya dari al-Qur'an dan Hadist Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, sehingga termasuk dalam perkara bid’ah.
4. Lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir yang ganjil dibulan Ramadhan.
5. Peringatan lailatul qadar pada malam 27 Ramadhan (atau malam ganjil lainnya) dengan suatu pengajian khusus juga merupakan bid’ah karena Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memperingatinya melainkan beliau shallahu’alahi wa sallam menghidupkan malam tersebut dengan qiyamul lail dan memperbanyak doa.
6. Himbauan kepada para penanggung jawab “al-Qur'an dan Terjemahnya” agar meluruskan catatan kaki atau takwil-takwil dari ayat suci al-Qur'an yang hanya merupakan anggapan-anggapan yang tidak berdalil atau bahkan tafsiran/takwil yang bathil.
Referensi bulan Romadhan: 
Majalah al-Furqon Edisi 84, th ke-8 1429/ 2008 Kemuliaan.
Majalah adz-Dzakiroh Edisi 43, Edisi Khusus Ramadhan-Syawal, Vol 8, No.1 1429 H
Al-Qur'an dan Terjemahnya Shafiyyurahman al-Mubarokfury
Artikel: maramissetiawan.wordpress.com
Maaf ini penjelasan saya yang mungkin lebih mendasar
Selamat Berpuasa.

Saturday, June 18, 2016

MACAM MACAM DOSA

Macam-Macam Dosa
Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: "Dosa itu ada 3, Dosa yang akan diampunkan, dosa yang tidak akan diampunkan dan yang pasti ada balasannya. Adapun dosa yang tidak  akan diampuni adalah dosa syirik/menyekutukan Allah, dosa yg akan diampuni adalah amalanmu antara kamu dengan Tuhanmu dan  adapun dosa yang pasti ada balasannya adalah kezaliman kamu pada saudaramu”. (HR Ath Thabrani).
Penjelasan :
1.Dosa yang akan diampuni
Dalam banyak hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan bahwa dosa ummat Nabi Muhammad akan mendapatkan pengampunan secara cuma-cuma.
Diantaranya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: ”Setiap ummatku akan mendapatkan pengampunan secara cuma-cuma kecuali yang melakukan dosa dengan terang-terangan……..(HR Ath Thabrani).
Dan jelas bila dosa itu bertalian dengan Allah asalkan tdk sengaja dan tdk dilakukan terus-menerus, pasti berlaku kaedah: "Hak Allah menuntut adanya toleransi”
Maksudnya adalah, yang bertalian dengan hak Allah sangat mungkin untuk dimaafkan.
Dalam hadist yang lainnya disebutkan orang yang tidak akan mendapatkan pengampunan secara cuma-cuma adalah, orang yang durhaka pada orang tuanya, tidak bertegur sapa dengan saudaranya, memutuskan hubungan silaturrohman, orang yang suka mengadu domba antara dua orang yang saling mencintai karena Allah dst.
2.Dosa yang pasti ada balasannya.
Dosa yang pasti ada balasannya adalah dosa yang bertalian dengan manusia, yang mungkin Allah akan memaafkan dosa kita pada sesama manusia sebelum manusia yang kita ambil haknya atau kita sakiti memaafkan dan manghalalkan haknya.
Kaedahnya adalah : “Dan hak manusia menuntut adalah kesulitan”
Maksudnya adalah sangat yang mungkin hak manusia untuk dimaafkan kecuali yang bersangkutan memaafkan dan menghalalkan haknya.
Dalam sebuah hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ”Tahukah kalian siapakah dikatakan pailit/bangkrut? Sahabat menjawab : Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: Yang dikatakan bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala haji, solat, puasa dan zakat. Namun membunuh/ memerangi ini, mencerca ini. Memukul ini dan mengambil hartanya ini. Maka diambillah pahala kebaikan-kebaikannya hingga tiada yang tersisa sama-sekali. Sehingga dosa-dosa yang mempunyai hak untuk menuntut dibebankan padanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian Rasulullah menangis seraya bersabda: Pada hari itu tiada bermanfaat lagi yang namanya dirham dan dinar. Hanya saja pada hari itu pengambilan pahala untuk orang yang dizalimi dan pembebanan dosa yang terzalimi pada orang menzalimi”.
3. Dosa yang tak terampunkan.
Dosa yang yang mungkin Allah ampunkan adalah dosa syirik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: ”Allah yang mengampuni dosa menyekutukanNya dan akan mengampuni dosa selain itu bagi yang dikehendakinya…..(QS 4 - An Nisaa’ : 116)
Robbana Taqobbal Minna. Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Semoga Bermanfaat.

Friday, June 17, 2016

BACAAN TAHIYAT

Bacaan Tahiyat
Bacaan Tahiyat pada waktu shalat adalah dialog Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada saat Rasul di Mi’radj-kan menemui Allah Subhanahu Wa Ta’ala di Sidratul Muntaha
Andai kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Allah Azza Wa Jalla, tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya...
Allahu Akbar, ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada disyurga...
Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita...
Singkat cerita, pada malam itu Jibril AS mengantarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril AS tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril AS pun mengatakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya...
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga tiba di Arsy...
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbincang secara langsung dengan Allah Azza wa Jalla...
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah...
Percakapan antar Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
a). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
Attahiyyatul Mubaarakaatush Shalawatuth Thayyibaatu Lillaah
(Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah).
b). Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjawab sapaannya :
“Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakatuh”
(Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunia-Nya).
c). Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya (ini yang membuat kita sangat terharu)...
Beliau menjawab dengan ucapan :
“Assalaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibadadillaahish shaalihiin” 
(Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih).
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi… itu adalah percakapan Sang Tuhan dan hamba-Nya, Sang Pencipta dan ciptaan-Nya dan mereka saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain dan lihat betapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika dia dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala...
d). Melihat peristiwa ini, para malaikat yang menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan ter-kagum kagum betapa Rahman dan Rahimnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, betapa mulianya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam...
Kemudian para malaikat pun mengucap dengan penuh keyakinan :
 “Asyhadu Allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah”
(Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Allah).
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam Shalat yaitu pada posisi Tahiyat Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan kepada seorang individu yang menyayangi umatnya...
Mungkin sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makna kalimat dalam bacaan ini.
Mudah mudah an dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat merasakan getaran yang dirasakan oleh para malaikat disaat peristiwa itu...
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب

Semoga bermanfaat untuk menambah kekhusu'an sholat kita, Aamiin Allahumma Aamiin...

Thursday, June 16, 2016

MEMULIAKAN ANAK ANAK DI MASJID

Memuliakan Anak Anak di Masjid
DIBUTUHKAN MASJID YANG RAMAH ANAK 
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

Saya ingin berbagi pengalaman kawan saya yang berjuang agar anak-anak punya hak untuk berada di dalam masjid
Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa kadang anak-anak kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam masjid. Anak-anak dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Sehingga bahkan ada masjid yang terang-terangan menulis larangan anak masuk masjid. Bahkan pula ada orang dewasa yang tak segan-segan menghardik dan mengancam mereka jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat menyeramkan
Anak-anak pun mencari tempat alternatif hiburan. Pilihannya playstation dan game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah. Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yg menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid
Sifat Allah Yang Maha Rahman tak muncul dalam perilaku sebagian pengurus masjid yang galak dan suka membentak anak. Anak-anak menjadi lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika bermain-main di masjid
Pun jika ada anak yang sungguh-sungguh ibadah. Ternyata banyak mereka yang tak dibolehkan ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal. Bukankah hak untuk berada di shaff depan adalah bagi mereka yang datang duluan, bukan berdasarkan usia?
Kadang saat shalat Jum’at pun, khatib lupa menyapa anak-anak. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak-anak dianggap warga kelas dua.
Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tempat untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan, dalam hal ini memuliakan anak-anak di masjid. Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar karena trauma di masa kecil akan tampilan Islam khususnya di masjid. Akhirnya masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum
Banyak jamaah berebut menjalankan sunnah di masjid. Lupa akan sunnah yang lain yang diajarkan rasul: memuliakan anak-anak di masjid.
Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, Umamah dan Husain ke masjid. Digembirakan mereka dengan digendong seraya bermain di masjid. Demi memuaskan Husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya. Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak-anak puas bermain di masjid
Kisah-kisah Rasul yang memuliakan anak di masjid mungkin jarang terdengar atau sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul
Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yang melarang anak-anak, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya marah-marah. Bahkan ada yang berinisiatif membuat area bermain bagi anak-anak serta menyediakan pampers bagi mereka
Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yang menjauhkan mereka dari agama. Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima.
Betapa indahnya jika kita lihat anak-anak saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama-lama disana. Masjid pun ramai. Orang dewasa lain yang malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yg ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid. Jika masjid ramai, maka tak ada lagi yang ribut dengan konser lady gaga atau sejenisnya. Sebab masyarakat sepakat menolak. Mereka semua hatinya terpaut ke masjid.
Jadi dari sekarang, mari buat masjid sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak. Kelak mereka yang akan memakmurkan masjid. Jika sudah terlanjur, bikin iklan ke warnet-warnet dan gameonline, bahwa masjid sekarang asyik lho. Bahkan punya area bermain. Niscaya warnet sepi.
Mudah-mudahan ada pengurus masjid yang baca postingan ini dan memulai gerakan memuliakan anak di masjid. Saya berdoa semoga terwujud.
Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Wednesday, June 15, 2016

PENTINGNYA BACA AL QUR'AN

Pentingnya Baca Al Qur'an

Mengapa membaca Al Qur'an itu penting ?
Karena menurut survey yang dilakukan oleh dr.  Al Qadhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci  al Qur'an baik bagi  yg mengerti bahasa Arab atau tidak, ternyata memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Termasuk salah satunya menangkal berbagai macam penyakit. Hal ini dikuatkan lagi oleh penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.
Lalu mengapa di dalam Islam ketika kita mengaji disarankan untuk bersuara ? Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita.
Berikut penjelasan logisnya :
Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh. 
Nah sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya. Hal ini artinya harus dengan suara. Maka muncullah terapi suara. Ditemukan oleh Alfred Tomatis seorang dokter di Prancis.
Sementara Dr. Al Qadhi menemukan bahwa membaca Al Qur'an dengan bersuara, memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sel-sel otak untuk mengembalikan keseimbangannya.
Penelitian berikutnya membuktikan sel kanker dapat hancur dengan menggunakan frekuensi suara saja. Dan kembali terbukti bahwa membaca Al Qur'an memiliki dampak hebat dlam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker. 
Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al Qur'an  dan disaat yang sama, sel-sel sehat menjadi aktif. Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi. Allah berfirman yang artinya:
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an seuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” ~ QS 17 - Al Israa' : 82 ~
Dan yang lebih menguatkan supaya diri ini makin getol baca Al Qur'an adalah karena menurut survey; suara yang paling memiliki pengaruh terhadap sel-sel tubuh adalah suara si pemilik tubuh itu sebdiri.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-prang yang melampaui batas *” ~ QS 7 - Al A’raaf : 55 ~
Footnote: * Maksudnya melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta
“Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih” ~ QS 17 - Al Israa' : 10 ~
Mengapa sholat berjamaah lebih di anjurkan?
Karena ada doa yang dilantunkan dengan keras sehingga terdengar oleh telinga, dan ini bisa memgembalikan sistem yang seharian rusak.
Mengapa dalam Islam mendengarkan lagu hingar bingar tidak dianjurkan?
Karena survey membuktikan bahwa getaran suara bisa membuat tubuh tidak seimbang.
Maka kesimpulannya adalah: 
#1. Bacalah Al Qur'an di pagi hari dan malam hari sebelum tidur untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal.
#2. Kurangi mendengarkan musik hingar bingar, ganti saja dengan murotal yang jelas-jelas memberikan efek menyembuhkan. Siapa tahu kita punya potensi kena kanker, tapi karena rajin dengerin murotal, keburu hancur sebelum terdeteksi..
#3. Betulkan membaca Al Qur'an , karena efek suara kita sendirilah yang berefek paling dasyat dalam penyembuhan.
Selamat Mencoba dan semoga bermanfaat