Monday, May 12, 2014

MANFAAT KESEHATAN DALAM SHALAT

MANFAAT KESEHATAN DALAM SHALAT



بِسْــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم 

1. TAKBIRATUL IHRAM

Berdiri tegak, mengangkat ke 2 tangan sejajar telinga, LaLu melipatnya didepan perut atau bawah dada. ini brmanfaat untuk melancarkan aliran darah & kaya oksigen, getah bening, dan kekuatan otot lengan serta menghindarkan gangguan persendian.

2. RUKU'

Ruku' yang sempurna dengan meluruskan tulang belakang, kepala lurus dengan tulang belakang, gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu. serta rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

3. I'TIDAL

Bangun dari ruku', tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga, gerakan ini bermanfaat untuk melatih yang baik bagi organ-organ pencernaan atau melancarkan pencernaan.

4. SUJUD

Gerakan ini berguna untuk memompa getah bening kebagian leher, ketiak dan menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya fikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan tidak tergesa-gesa agar darah bisa mencukupi kapasitasnya diotak, khusus bagi wanita ruku' dan sujud memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan

5. DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD

Berguna untuk menghindari nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Serta Duduk tawarru' { pergelangan kaki kiri dibawah pergelangan kaki kanan } ini sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin pada pria dan saluran vas deferens. Sehingga mampu mencegah impotensi dan menjaga kelenturan serta kekuatan organ-organ gerak kita.

6. SALAM 

Bermanfaat untuk merileksasikan otot leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah darah di kepala, sehingga mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah .

Semoga bermanfaat, dan jangan pernah tinggalkan shalat, dan semoga Allah SWT mencurahkan kesehatan bagi kita semua, baik jasmani maupun rochani ....

Aamiin ya Rabbal’aalamiin

Semoga bermanfaat


Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 12 Mei 2014

Sunday, May 11, 2014

RAHASIA ADZAN

RAHASIA ADZAN


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila muadzin menyerukan “Allahu Akbar, Allahu Akbar”, maka salah seorang dari kalian mengatakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar”,

Kemudian muadzin mengatakan “Asyadu An Laa Ilaaha Illallah” maka katakan “Asyadu An Laa Ilaaha Illallah”

Muadzin mengatakan “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah” maka katakan “Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”

Saat muadzin mengatakan “Hayya ‘Alash Shalah”, maka katakan “La Haula wala Quwwata Illa Billah”

Saat  muadzin mengatakan “Hayya ‘Alal Falah”, maka katakan “La Haula wala Quwwata Illa Billah”

Kemudian muadzin berkata “Allahu Akbar, Allahu Akbar”, maka pendengarpun mengatakan “Allahu Akbar, Allahu Akbar”

Di akhirnya muadzin berkata, “La Ilaaha Illallah” maka pendengarpun mengatakan “La Ilaaha Illallah”

Bila yang menjawab adzan ini mengatakannya dengan keyakinan hatinya niscaya ia pasti masuk syurga” (HR Muslim no. 848)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mendengar seseorang yang adzan mengatakan  “Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Rasulullah menjawab, “Dia diatas fitrah”. Kemudian muadzin itu berkata “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah”. Rasulullah berkata: “Engkau keluar dari neraka” (HR Muslim no. 845)

“Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin, kemudian bershalawatlah untukku, karena siapa yang bershalawat untukku, niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian ia meminta kepada Allah al-wasilah atasku, karena al-wasilah ini merupakan sebuah tempat/kedudukan di syurga, di mana tidak pantas tempat tersebut dimiliki kecuali untuk seseorang dari hamba Allah dan aku berharap, akulah orangnya. Siapa yang memintakan al-wasilah untukku, maka ia pasti beroleh syafaat” (HR Muslim no. 847)

“Siapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan doa: “Allahumma rabbahaazihi da’ wa tittammah wash shalatil qaaimah. Aati sayyidana’ Muhammadanil wa silati wal fadilah wa syarafa wa darajatal ‘aaliyatarrafii’ah. Wab’atsu maqamam mahmudanillazi wa’adtah. Innaka la tuhliful mi’ad

“Ya Allah, wahai Rabbnya yang memiliki seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan, karuniakanlah kepada Muhammad al-wasilah, keutamaan, kemuliaan dan derajat yang tinggi. Dan angkatlah beliau pada tempat yang terpuji (maqam mahmud) yang telah Engkau janjikan kepadanya. Sesungguhnya Engkau ya Allah, Dzat yang tidak akan mengubah janji”, niscaya ia pasti akan beroleh syafaatku pada hari kiamat” (HR Bukhari no. 614)

Semoga bermanfaat

Wassalam, Mimuk Bambang Irawan

Jakarta, 12 Mei 2014

15 MACAM SHALAT SUNNAH

15 MACAM SHALAT SUNNAH


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, disamping shalat fardhu 5 waktu dikenal ada 15 macam shalat sunnah yang bila kita tegakkan insya Allah akan membawa kita kepada hamba yang dicintai Allah dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Adapun ke 15 shalat sunnah tersebut sebagai berikut:

#1 – Shalat Wudhu

Shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai habis berwudhu. Niatnya: Ushalli sunnatal wudlu-i rakataini lillah ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah wudhu dua rakaat karena Allah.

#2 – Shalat Tahiyatul Masjid

Shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan kala kita memasuki masjid sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu(HR Bukhari dan Muslim). Niatnya: Ushalli sunnatal tahiyatul masjid rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat tahiyatul masjid dua rakaat karena Allah.

#3 – Shalat Dhuha

Shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2, maksimal 12. Dari Anas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di syurga(HR Tarmidzi dan Abu Majah). Niatanya: Ushalli sunnatal dhuha rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah

#4 – Shalat Rawatib

Shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu.

#a – Qobliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu/wajib. Waktu mengerjakannya: 2 rakaat sebelum shalat shubuh dan 4 rakaat sebelum shalat dzuhur. Niatnya: Ushalli sunnatal rawatib qobliyatan shubhi/dzuhri rakataini/arba rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah rawatib sebelum shubuh/dzuhur dua/empat rakaat karena Allah.

#b – Badiyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu/wajib. Waktu mengerjakannya: 2 rakaat sesudah shalat dzuhur, 2 rkaat sesudah shalat maghrib dan 2 rakaat sesudah shalat isya. Niatnya: Ushalli sunnatal rawatib badiyyatan dzuhri/ashari/maghribi rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah rawatib setelah shalat dzuhur/ashar/maghrib 2 rakaat karena Allah.  

#5 – Shalat Tahajjud

Shalat sunnah yang dikerjakan setelah tengah malam dan sebaiknya setelah tidur. Jumlah rakaat, minimal 2 dengan maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat tahajjud ini diterangkan dalam Al-Qur’an: “Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji~ QS 17 – Al Israa’ : 79 ~ Niatnya: Ushalli sunnatal tahajjud rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tahajjud 2/4/8 karena Allah.

#6 – Shalat Istiqarah

Shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita memiliki beberapa pilihan atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan di 2/3 akhir malam. Niatnya: Ushalli sunnatal istiqarah rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah istiqarah karena Allah.

#7 – Shalat Hajat

Shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah Subhaanahu wa ta’ala. Jumlah rakaatnya minimal 2 dan maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat. Niatnya: Ushalli sunnatal hajati rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah.

#8 – Shalat Mutlaq

Shalat sunnah tanpa sebab (spontan) dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat sunnah ini suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit (Al Hadits). Niatnya: Ushalli sunnatal rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah dua rakaat karena Allah.

#9 – Shalat Taubat

Shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala agar mendapat ampunanNya. Niatnya: Ushalli sunnatal taubati rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.

#10 – Shalat Tasbih

Shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali atau paling tidak satu kali seumur hidup. Shalat ini sebanyak 4 rakaat, dengan ketentuan, bila dikerjakan pada siang hari cukup dengan sekali salam. Kalau dikerjakan pada malam hari dengan 2 salam. Niatnya: Ushalli sunnatan tasbihi rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tasbih 2 rakaat karena Allah.

Usai membaca surah Al Fatehah membaca tasbih 15 kali
Setelah ruku’ dan membaca doa ruku’ membaca tasbih 10 kali
Setelah itidal dan membaca doa itidal membaca tasbih 10 kali
Setelah sujud dan membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
Setelah membaca doa duduk antara dua sujud membaca tasbih 10 kali
Setelah sujud kedua dan membaca doa sujud membaca tasbih 10 kali
Jumlah keseluruhan tasbih sebanyak 75 kali setiap rakaatnya

Lafal bacaan tasbih yang dimaksud: Subhaanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar. Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar

#11 – Shalat Tarawih

Shalat sunnah sesudah shalat Isya pada bulan Ramadhan. Mengenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam beberapa hadits.

Yang dikerjakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, baik pada bulan Ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat (HR Bukhari).
Dari Jabir, Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah shalat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir (HR Ibnu Hiban)

Pada masa khalifah Umar bin Khatab shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada jaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. Niat shalat tarawih: Ushalli sunnatan tarawih rakataini (Imamam/makmuman) lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah tarawih rakataini lillahi ta’ala

#12 -  Shalat Witir

Shalat sunnah muakad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih. Bilangan shalat witir: 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat

Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu, maka kerjakanlah(HR Abu Dawud dan Nasai)

Dari Aisyah, adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam shalat sebelas rakaat di antara shalat isya dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaat dan yang penghabisan satu rakaat (HR Bukhari dan Muslim)

Niatnya: Ushalli sunnatal witir rakataini lillahi ta’ala. Artinya: Aku benriat shalat sunnah witir karena Allah.

#13 – Shalat Hari Raya

Ini meliputi Shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunnah muakad (dianjurkan)
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah~ QS 108 – Al-Kautsar : 1-2 ~

Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah (HR Jamaah)

Niat shalat Idul Fitri: Ushalli sunnatal Iidil fitri rakataini imamam/ makmumam lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah idul fitri dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah

Niat shalat Idul Adha: Ushalli sunnatal Iidil adha rakataini imamam/ makmumam lillahi ta’ala. Artinya: Aku berniat shalat sunnah idul adha dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, sukun dan sunnahnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnah sebagai berikut:

  1. Berjamaah
  2. Takbir 7 kali pada rakaat pertama dan takbir 5 kali pada rakaat kedua
  3. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir
  4. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih
  5. Membaca surat ke-50 Qaaf di rakaat pertama dan surat ke-54 Al-Qamar di rakaat kedua. Atau surat ke-87 Al-A’laa di rakaat pertama dan surat ke-88 Al Ghaasyiyah
  6. Imam menyaringkan bacaannya
  7. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana shalat Jum’at
  8. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada khutbah Idul Adha tentang hukum-hukum qurban
  9. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya
  10. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri, dan membelakangkan makan setelah shalat Idul Adha

#14 – Shalat Khusuf

Shalat sunnah bila terjadi gerhana bulan atau matahari, minimal 2 rakaat.
Cara mengerjakannya:
  1. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama. Setelah ruku’ dan itidal membaca surat Al Fatehah lagi, kemudian ruku’ dan itidal kembali. Setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
  2. Disunnahkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring, sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya

Niatnya: Ushalli sunnatal khusufi rakataini lillahi ta’ala. Aku berniat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah

#15 – Shalat Istiqa

Shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala. Niatnya: Ushalli sunnatal istqaa rakataini (imamam/makmuman) lillahi ta’ala. Aku berniat shalat sunnah istiqaa dua rakaat karena Allah

Syarat-syarat mengerjakan shalat istiqa:

  1. Tiga hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaubat dengan berpuasa dan meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal saleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan hilangnya rezeki dan datangnya murka Allah. Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik, sebab karena kefasikannyalah mereka disiksa., lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya (QS 17 – Al Israa’ : 16)

  1. Pada hari keempat semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi ke lapangan dengan pakaian sederhana dan tanpa wangi-wangian untuk shalat istiqa

  1. Usai shalat diadakan khutbah dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membaca istighfar 9 kali dan pada khutbah kedua 7 kali

Pelaksanaan khutbah istiqa berbeda dengan khutbah lainnya. yaitu:

a.   Khatib disunnahkan memakai selendang
b.   Isi khutbah menganjurkan banyak beristighfar, dan berkeyakinan bahwa Allah Subhaanahu wa ta’ala akan mengabulkan permintaan mereka
c.   Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya
d.   Saat berdoa pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya.

Itulah ke limabelas macam shalat sunnah yang bisa kita kerjakan untuk maraih cinta Allah kepada kita. Ada baiknya pula kita bisa segera melatih diri mengerjakan shalat-shalat sunnah tersebut menjelang bulan Ramadhan yang tinggal beberapa bulan lagi. Insya Allah kita bisa memaksimalkan ibadah kita di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan ampunan Allah Subhaanahu wa ta’ala.

Semoga bermanfaat

Wasallam,
Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 12 Mei 2014

Saturday, May 10, 2014

KEUTAMAAN ISTIGHFAR

KEUTAMAAN ISTIGHFAR


Dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim tidak bisa lepas dari perbuatan dosa. Dosa ibarat debu, yang jika menempel dan tidak segera dibersihkan akan menyebabkan karat di hati. Sedangkan sarana untuk membersihkan dosa adalah dengan bertaubat dan membaca istighfar.

Allah Subhaanahu wa ta’ala adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Allah sangat mencintai hambaNya yang mau bertaubat, dan sangat murka terhadap hamba-Nya yang senantiasa melakukan dosa dan maksiat.

Adapun keutamaan dari ber-istighfar adalah sebagai berikut:

#1 – Istighfar Merupakan Sebab Diampuninya Dosa-Dosa dan Dihapuskannya Kesalahan-Kesalahan

Anas r.a meriwayatkan bahwasanya dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, ketika engkau berdoa kepada-Ku dan mengharap (ampunan)-Ku, maka Aku mengampunimu atas dosa-dosa yang ada padamu dan aku tidak memperdulikannya. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai mega di langit kemudian engkau meminta ampunan kepadaKu, maka Aku akan mengampunimu dan tidak memperdulikan (atas dosa yang engkau lakukan)(HR Tirmidzi)

Qatadhah r.a berkata: “ Sesungguhnya Al-Qur’an telah menunjukkan kepada kalian penyakit kalian sekaligus obatnya. Adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar”

#2 – Istighfar Salah Satu Sebab Datangnya Rezeki

Istighfar merupakan sebab utama untuk mendatangkan rezeki, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh:

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai~ QS 71 – Nuh : 10 – 12 ~

Dalam ayat-ayat tersebut Allah menyatakan bahwasanya istighfar memiliki faedah sebagai berikut:
  1. Turunnya hujan silih berganti. Ibnu ‘Abbas menafsiri hujan yang mendatangkan rahmat bagi penduduknya
  2. Mendatangkan rezeki dan anak-anak yang saleh
  3. Kebun-kebun dan taman-taman yang indah
  4. Mengalirnya sungai-sungai yang airnya tawar.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Orang yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan kemudahan dalam setiap kesusahan, menjadikan jalan keluar dalam setiap kesempitan dan memberi rezeki-rezeki dari jalan yang tidak tersangka” (HR Ahmad)

#3 – Istighfar Penyebab Masuk Surga

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sebuah hadits menyatakan keutamaan dari bacaan Sayyidul Istighfar. Beliau bersabda: “Barang siapa yang membacanya (Sayyidul Istighfar) pada permulaan siang hari dengan penuh keyakinan dan dia meninggal pada siang itu sebelum masuk waktu sore, maka dia termasuk ahli syurga. Barangsiapa yang membacanya pada permulaan malam dengan penuh keyakinan dan dia meninggal pada malam itu sebelum masuk waktu shubuh, maka dia termasuk ahli syurga(HR Bukhari)

#4 – Istighfar Dapat Menolak Siksaan

Sebuah kaidah mengatakan, menjaga lebih baik dari pada mengobati. Salah satu buah dari istighfar adalah Allah menjadikannya sebagai salah satu seba siangkatnya siksa dan hukuman sebelum keduanya ditimpakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhaanahu wa ta’ala: “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun~ QS 8 – Al Anfaal : 33 ~

#5 – Istighfar Merupakan Sebab Terangkatnya Derajat

Salah satu keutamaan istighfar adalah memberikan manfaat di dunia, dan merupakan salah satu sebab diangkatnya derajat manusia di syurga. Abu Hurairah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba di syurga. Hamba itu lantas bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimanakah aku mendapatkan semua ini?” Allah menjawab, “Disebabkan bacaan istighfar yang dilakukan oleh anakmu untukmu(HR Ahmad)

Hadits tersbut merupakan dalil bahwa anak yang saleh dengan seijin Allah dapat memberikan manfaat kepada kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat.

Hal ini sesuai dengan hadits Nabi, “Ketika seorang anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat baginya atau anak saleh yang mendoakannya(HR Muslim)

#6 – Istighfar Sebab Bersihnya Hati

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ”Sesungguhnya jika seorang mukmin berbuat dosa, maka dalam hatinya akan terdapat noda hitam. Jika dia bertaubat (dengan beristighfar) dan memohon ampunan, maka hatinya akan berkilat. Jika dia menambah dosa, maka akan bertambah hitam hatinya hingga menjadi tertutup

Dengan demikian, istighfar dapat menyebabkan hati bersih dan mengkilat serta suci dari dosa-dosa dan kemaksiatan. Jika hati tidak dibersihkan, niscaya akan menyebabkan tertutupnya pintu hidayah.

#7 – Istighfar Sebab Mendapat Nikmat Berupa Kesehatan Dan Kekuatan

Salah satu dampak positif yang ditimbulkan oleh istighfar adalah Allah juga menambah kesehatan dan kesembuhan seseorang. Selain itu Allah juga menambah kekuatan, semangat dan aktivitas orang itu. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhaanahu wa ta’ala yang diungkapkan melalui lisan Nabiyullah Huud as, “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa~ QS 11 – Huud : 52 ~

#8 – Bentuk Ketaatan Terhadap Perintah Allah

Allah memerintahkan dan menganjurkan supaya para hamba-Nya meminta ampunan kepada-Nya. Allah akan menjanjikan ampunan, pahala yang agung dan pemberian yang melimpah sebagai balasan atas istighfar.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa~ QS 3 – Ali Imran : 133 ~

Mudah-mudahan kita diberi kekuatan untuk bisa mengamalkan segala sesuatu yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu dengan senantiasa membiasakan diri membaca istighfar, sehingga kita mendapat limpahan rahmat dan berkah-Nya dan sekaligus dapat meredam murka Allah Subhaanahu wa ta’ala. Walhasil, kita dapat meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Wallahu ta’ala a’lam

Semoga bermanfaat


Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, Minggu, 11 Mei 2014

BANYAK VS SEDIKIT

BANYAK VS SEDIKIT


Jika kamu menasihati seseorang untuk meninggalkan maksiat, ia akan mengatakan: “kebanyakan orang melakukan itu, aku tidak sendirian”

Padahal jika anda mengamati kata-kata “kebanyakan manusia” dalam Al-Qur’an, pasti anda akan mendapati kata-kata setelahnya seperti “tidak tahu”, “tidak bersyukur”, “tidak beriman”

Jika anda mengamati kata-kata “kebanyakan mereka” dalam Al-Qur’an, pasti anda akan mendapati kata-kata setelahnya seperti “pelaku kefasikan”, “tidak mengerti”, “tidak memahami”, “tidak mendengar”

Maka jadilah kamu golongan minoritas, yang Allah katakan dalam firman-Nya. Yang artinya:

“Sedikit dari hambaku yang banyak bersyukur” ~ QS 34 – Saba’ : 13 ~

“Tidaklah beriman bersamanya, kecuali sedikit saja” ~ QS 11 – Huud : 40 ~

“Sungguh banyak dari orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal saleh, tetapi mereka itu sedikit” ~ QS 38 – Shaad : 24 ~

Ibnu Qoyyim r.a mengatakan: “Berjalanlah di atas kebenaran, jangan takut dengan sedikitnya orang yang menjalaninya. Dan jauhilah jalan kebathilan. Jangan terperdaya dengan banyaknya orang yang binasa”

Semoga bermanfaat

By: Islamic motivation
Posting Tutik Kuswardaningsih

Friday, May 9, 2014

KETIDURAN DARI MENGERJAKAH SHALAT SHUBUH

KETIDURAN DARI MENGERJAKAH SHALAT SHUBUH


Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, pernahkan anda ketiduran sehingga ketinggalan melaksanakan shalat shubuh? Bagaimana kita menyikapi bila kita mengalami hal seperti itu?

Ketiduran dari mengerjakan shalat inipun pernah dialami oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabat beliau dikarenakan keletihan yang sangat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qatadah r.a, ia berkata: “Kami berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pada suatu malam. Sebagian yang ikut rombongan berkata ‘Seandainya anda berhenti sebentar untuk beristirahat bersama kami, wahai Rasulullah!’. Beliau berkata: “Aku khawatir kalian akan ketiduran dari mengerjakan shalat” Bilal berkata, ‘Aku yang akan membangunkan kalian’. Maka para sahabat yang lainpun berbaring tidur, sedangkan Bilal menyandarkan punggungnya ke tunggangannya. Namun ternyata ia dikuasai oleh kantuk sehingga tertidur. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam terbangun sementara matahari telah terbit. Beliaupun bersabda; “Wahai Bilal, apa yang tadi engkau katakan? Katanya engkau yang membangunkan kami”. Bilal menjawab, ‘Aku sama sekali belum pernah tertidur seperti ini’

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya Allah menahan ruh-ruh kalian kapan Dia inginkan dan Dia mengembalikannya pada kalian kapan Dia inginkan. Wahai Bilal! Bangkit lalu kumandangkan azan untuk memanggil manusia guna mengerjakan shalat”

Beliau lalu berwudhu, tatkala matahari telah meninggi dan memutih, beliau bangkit untuk mengerjakan shalat” (HR Al-Bukhari no. 595)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya tertidur dari mengerjakan shalat bukanlah sikap tafrith (menyia-nyiakan). Hanyalah merupakan tafrith bila seseorang tidak mengerjakan shalat hingga datang waktu shalat yang lain (dalam keadaan ia terjaga dan tidak lupa). Maka siapa yang tertidur (atau lupa) sehingga belum mengerjakan shalat, hendaklah ia mengerjakannya ketika terjaga/ketika sadar/ingat” (HR Muslim no. 1560)

Abu Hurairah r.a. berkata menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam: “Siapa yang lupa dari mengerjakan shalat, maka hendaklah mengerjakannya ketika ingat. Karena Allah berfirman ‘Tegakkanlah shalat untuk mengingatku’.” (HR Muslim no. 1558)

Catatan: Yang dimaksud lupa dalam hal shalat itu adalah lupa yang kejadiannya jarang. Misalnya dalam setahun hanya beberapa kali. Namun kalau lupanya sering, sehingga terkesan sengaja melupakan, hendaknya kita melakukan introspeksi diri, kemungkinan besar karena niatnya kurang kuat. Selain itu jaman sekarang banyak alat bantu yang bisa membantu membangunkan kita untuk shalat shubuh, bahkan untuk membangunkan kita untuk qiyamul-lail/tahajjud.

Semoga bermanfaat, mari terus berbagi kebaikan

Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, Jum’at 9 Mei 2014
        

GUNUNG KELUD DAN AL-QUR’AN

GUNUNG KELUD DAN AL-QUR’AN


Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhaanahu wa ta’ala, silahkan disimak tanggal kejadian meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur (13 Februari 2014, jam 22.49 wib) dan ayat-ayat Al Qur’an

  • Tanggal 13 bulan 2, silahkan baca Surat 13 ayat 2

  • Meletus jam 22.40 – 22.50, silahkan baca Surat 22 ayat 49 – 50

  • Tahun 2014, silahkan baca Surat 20 ayat 14.

Dari terjemahan Al Qur’an:

QS 13 – Ar-Ra’d : 2
Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengn Tuhanmu

QS 22 – al-Hajj : 49 – 50
(49) “Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata ke[pada kamu
(50) “Maka orang-orang yang beriman da beramal soleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia

QS 20 – Thaahaa  : 14
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku

Subhaanallah, semuanya merupakan surat dan ayat-ayat berisi PERINGATAN YANG NYATA dari Allah Subhaanahu wa ta’ala...

Masihkah kita tuli dan buta?

Semoga bermanfaat, mari terus berbagi kebaikan


Wassalam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 14 Februari 2014